Bagaiamanapun kagumnya dengan bintang, bulan dan sinar biru langit. Aku tak akan pernah bisa memeluknya. Jikalau menjadi syarat bukti mencintai itu bisa memeluknya,-memilikinya maka bagaimana bisa aku membuktikanya. Sakit rasa. Remuklah perasaan ini.
Hukum alam tak memutuskan begitu, tidak ada keharusan cinta/,kagum itu harus memiliki. Belajar juga bahwa, sebenarnya kita sendiri pun tak mampu memiliki apa-apa yang ada dalam diri kita ini. Sungguh ironis memang, tapi memang begitulah hidup mengajarkan. Bahwa segala sesuatu tidak menuntut bagi kita untuk memiliki dengan rakus dan atas nama egoisme yang tersesat.
Untuk apa memiliki? jika sebenarnya kita tak mampu menghidupi? bagaiamana bisa kita menghidupi jika kita sendiri pun tak mampu menghidupi diri sendiri tanpa adanya campur tangan Ilahi. Berbahagialah orang yang dalam hidupnya tidak mengartikan hidup ini berdasarkan apa-apa yang "dimiliki", tapi apa yang telah dilakukan untuk hidup- menghidupkan akal,jiwa dan nurani.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar