Orang disebut pendekar mengisyaratkan tentang kegagahan, kekuataan,
kesaktian yang di tampilkan dengan keberanian melawan kejahatan. Setaguh
apapun fisik pendekar, ia masih punya seonggok hati seorang manusia
yang sering di kalahkan karena sebuah rasa dendam.
kisah pendekar
burung rajawali, si Yoko mengajarkan pada kita...bahwa dendam pada
akhirnya akan menghanguskan hidup-hidup seonggok hati kita. Membawa
kegelisahan yang ujungnya hanya sebuah fatamorgana, kekecawaan yang pada
perjalananya menyiksa batin kita. Bahkan yang lebih memperihatinkan
dendam membawa buta hati kita, menutup rapat-rapat nasehat-nasehat yang
bisa menuntun kita pada hakekat kehidupan. Setiap kata yang keluar dari
target dendam adalah kesalahan, dan membuat kita memvonis bahwa target
dendam adalah manusia yang selalu salah. Dendam pun bercampur dengan
prasangka buruk dengan target dendam.
Dalam akhir kisah, pendekar
Yoko akhirnya merasa malu sendiri, ketika target dendam (Kwe Ceng)
memang benar-benar tulus menyayanginya, bahkan rela berkorban untuknya.
Rasa malunya membangkitkan naluri suci seorang anak adam. Dan pada
akhirnya menyadarkan dirinya dari bius dendam yang selama itu
membelenggunya.
Namun adakah di antara kita tidak merasa sadar?
ketika kita pernah menyimpan dendam dan kita perah di tolong oleh target
dendam kita? atau setidaknya merasa malu dengan dendam yang pernah kita
simpan pada target dendam yang ternyata peduli pada kita?
atau
justru kita semakin menambah stok prasangka buruk untuk target dendam
dan dendam kita tak kunjung menemukan jalan keluarnya. Exit....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar