Lingkaran Itu tak Bersudut

Kamis, 29 Desember 2011

Waktu

Seberapa jauh waktu mampu membelenggu kisah dalam hidupmu. Menjadikan sebuah prasasti yang hanya mampu tergores lewat sebongkah batu. Waktu tak menyediakan bentuk untuk manusia mengukir sejarah hidupnya. Sebab waktu tak mengenal bentuk. Baginya berjalan terus adalah kodrat yang tak bisa diganggu gugat dengan cara apapun. Berjalanya terus menerus. Tiada urus. Terus berjalan tanpa mau mengurus.Tiada peduli untuk tahu. Siapa dan mengapa orang tertinggal terseok dengan cara berjalanya yang terus menerus. Seperti tiada henti, ia terus melaju .Hidup tanpa kenal lelah, itulah waktu. Cara hidup yang terkesan tak punya nurani untuk sekedar menunggu.
Lewat alam, waktu sedikit mau berbicara banyak tentang gerak lajunya. Waktu memberi tanda isyarat yang menjelaskan tandanya.Sebagaimana dengan matahari yang seolah telah dijadikan penanda waktu, ia tak lebih bahasa isyarat waktu yang terhitung datang dan pergi. Tak tahu menahu kenapa waktu bisa sekejam itu berlaku. Bulan yang selalu sepu merona sayu hanya mampu menahan miris melihat waktu menyeret siapapun tanpa mau tahu.
Waktu hanya mampu berjalan. Sebab ia tak kenal berhenti untuk menanti.Siapaun meski itu seorang nabi.

Sabtu, 13 Agustus 2011

Ibu Harus Pilih, Anak Mana yang Akan Mati


VIVAnews - Perjalanan para pengungsi Somalia menuju negara tetangga untuk mencari makan kadang menghabiskan waktu berhari-hari. Dalam perjalanan, seorang ibu tidak jarang terpaksa meninggalkan anak mereka yang tidak berdaya, demi kelangsungan hidup anak yang lainnya.

Kenyataan pahit ini harus dijalani oleh Wardo Mohamud Yusuf, seorang ibu berusia 29 tahun. Wardo telah berjalan selama dua minggu di tengah terik menuju perbatasan Kenya. Di tempat ini, dia berharap mendapatkan makanan dan minuman di tenda pengungsian yang disediakan negara jiran.

Wardo menggendong anak perempuannya yang berusia satu tahun di punggungnya, sementara anak lelakinya yang berusia empat tahun berjalan bersamanya. Dua minggu berjalan dengan makanan dan minuman yang minim, bocah lelaki malang tersebut ambruk.

Wardo langsung memberikan sedikit minuman yang dia bawa di kepalanya kepada putranya.
Namun, karena tidak sadarkan diri, bocah itu tidak dapat meneguk air untuk menghilangkan dahaga. Wardo berteriak minta tolong, keluarga dan kerabatnya tidak ada yang berhenti. Mereka tetap berjalan, mengkhawatirkan diri mereka sendiri. Akhirnya, Wardo harus memilih. Sebuah pilihan yang ibu manapun pasti sulit melakukannya.
"Akhirnya, saya putuskan untuk meninggalkan dia, menitipkannya kepada Tuhan, di tengah jalan," ujar Wardo ketika diwawancara di kamp pengungsi di Dadaab, Kenya, dilansir dari laman Daily Mail, Jumat, 12 Agustus 2011.
 Kiranya ini menjadi pelajaran bagi berharga bagi kita, manusia di muka bumi. Sekiranya yang masih satu atap langit dengan negeri bernama Somalia. Apa yang dapat kita berbuat? Harta? Jiwa?. Apa saja, semampu kita. Jangan sampai kita menjadi manusia paling bedebah ketika tahu, melihat, mendengar semua berita ini.Bedebah karena kita merasa urusan kita sendiri belum terselesaikan. Bedebah karena kita terlalu sibuk mengurusi urusan kita yang entah sampai kapan akan ada ujung jalanya. Atau barangkali tiada akhir ujung untuk urusan permasalahan kita.
Sering, dan terlalu sering kita mengukur kenikmatan hidup kita dengan melihat dari kebahagiaan, kelebihan orang lain. Kehidupan seputar glamournya dunia menjadi titik fokus utama kita memandang kehidupan ini. Akhirnya kita terlupa dengan sesuatu yang sebenarnya jauh di bawah kita.
Bagi sebagian kita, mungkin setidaknya hanya mampu bersimpati, menguncap doa atau setidaknya berharap penuh kehidupan mereka akan jauh lebih baik lagi. Seharusnya lebih dari itu. Kita harus pandai menjadi makhluk bersyukur atas kehidupan ini. Tau teirma kasih kepada Alloh SWT, Tau diri sebagai hamba Tuhan Yang Maha Kuasa. Tau diri sebagi makhluk yang pada akhirnya menginginkan surga sebagai akhirnya. Tau ilmu bahwa syurga didapat bukan sekedar dari ibadah langsung dengan Tuhan. Tau pemahaman bahwa syurga sebagaianya di dapat dari pengabdian, rasa kasih pada sesama.
Tiada yang membedakan kita dengan orang-orang Somalia, orang-orang Irak, orang-orang Afganistan dan orang-orang lainya yang mungkin kita anggap sebelah mata dibanding cara memandang kita kepada orang-orang yang menurut kita lebih tinggi derajatnya.
Kita tak pernah tahu, dimana kunci syurga kita. Kita tahu dan tidak sebenar-benarnya tahu segalanya...salam

Kamis, 07 Juli 2011

Seharusnya kami bisa lebih bersabar lagi.................................

Ya Alloh..ya Robb

Ya Allah kenestapaan ini semakin menyesakan dadaku
Membuatku kepayahan untuk berjalan
Ya Allah
Setiap rasa sakit telah Kau janjikan sebagai penembus dosa
Lapang luas untuk mendapatkan pahala
Aku berusaha memahaminya Ya Allah
Berusaha
Sebisanya
Sungguh..Ya Allah
Hamba takut kehilangan semua ini
Sesuatu yang pada dasarnya telah menjadi serpihan
Dengan tangan lemah ini aku mencoba menggengamnya
Menyisakan sedikit untuk bertahan dalam kehidupan ini
Ya Allah
Tolong kami
Jangan jadikan semua ini sebagai penyebab hilangnya iman kami
Ya Allah
Kami akui kami telah lama merasakan kenikmatan berlimpah dariMu
Kenikmatan kecukupan dariMu
Kami tahu, inilah roda jalan hidup kami
Sepenggal
Sesaat
Sekejap
Untuk menguji kami
Semoga
Dan semoga Engkau tetap berkenan memimbing kami
Sudilah Ya Rabb.....
Sudilah
Kami mohon dengan sangat
Amin....

Katakan itu, sampaikan itu


Katakan pada bulan, jika malam datang selalu muncul dengan purnamanya. Jangan pernah redup sekalipun. Jikalau bisa tantanglah sinar matahari.
Katakan pada bulan, lebihkan terangnya ketimbang malam. Jadikan semu sinarnya bukan bentuk kesepian yang menyesakan. Memberi kesan buram ketakutan.
Katakan pada pagi, jangan cepat berlalu begitu saja. Berikan kesempatan embun menyelimuti dedaunan lebih lama lagi. Tahankan sebentar matahari yang selalu mengusirnya. Jangan terlalu cepat pergi, kita ingin lebiih mengenal engkau lebih jauh lagi.
Kami perindu pagi, kami merasa terhina ketika siang hari. Tidaklah tahu, mulut-mulut mereka terlihat jelas moncong dengan taring tajam. Matahari selalu memberi kesempatan mereka menempakan kebingaran hidup mereka.
Kami perindu pagi, sunyi. Dengan aroma sisa malam yang mengetarkan jiwa. Sebab mereka terlalu pagi untuk bangun menampakan diri.
Kami perindu pagi. Setidaknya cukup kekuataan untuk mengumpulkan energi. Sebelum bertemu dengan mereka di siang hari. 
Kami perindu pagi, tentu saja. Dengan sisa aroma malam yang berkabut tipis. Embun yang menyelimuti dedaunan. Segarnya udara yang mengairahkan hidup.
Kami selalu menanti pagi datang lebih lama lagi.

Rabu, 04 Mei 2011

Perjalanan Panjang


              Jika kita ingat kembali proses perjalanan hidup yang telah kita lalui sejauh ini, atau cobalah untuk menceritakannya kembali apa-apa yang telah dilalui. Mungkin kita hanya mampu bercerita hanya beberapa jam saja sementara belasan tahun atau puluhan tahun telah dilewati. Sependek itukah hidup kita? 
              Sesingkat itukah hidup kita sehingga kita hanya mampu sedikit menceritakan kehidupan kita. Benar, mungkin ada yang menyangkal ingatan manusia terbatas sehingga ga mampu menceritakannya kembali meski mencoba untuk mencatat rekaman kehidupan dalam bentuk tulisan. Coba perhitungkan berapa lama kita menghabiskan hidup kita hanya untuk beribadah kepada Allah SWT, tidur, dan melakukan aktifitas lainnya. Sungguh semakin singkat saja hidup kita jika kita bayangkan demikian.  Apalagi waktu berdua dengan Allah SWT hanya sedikit saja tersedia dibandingkan waktu untuk urusan duniawi. Memang harus betul-betul kita sadari bahwa hidup di dunia ini hanyalah sekejap. 
                Mengamati dan menceritakan kembali proses perjalanan hidup sajapun kita ga mampu padahal sudah kita lalui sendiri. Itu mengamati apa yang telah dilalui dan coba mengamati apa yang belum dilalui seperti membayangkan apa yang terjadi di masa yang akan datang seperti lawan kata dari kehidupan yaitu kematian. Siapa yang bisa menjamin bahwa hanya orang yang sudah lanjut usia saja yang mendekati kematian? Kematian seperti yang disebutkan diatas, maka perlu diketahui bahwa yang mengalami kematian sebenarnya hanyalah jasad saja (wallahu a'lam), sedangkan ruh kita tidak pernah mengalami kematian. Sejak diciptakan pertama kalinya dan diambil kesaksiannya tentang keesaan Allah SWT ketika dikumpulkan di alam ruh sebagaimana disebutkan dalam surat al A’raf 172:

وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنْ بَنِي آَدَمَ مِنْ ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَى أَنْفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ قَالُوا بَلَى شَهِدْنَا أَنْ تَقُولُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَذَا غَافِلِينَ
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu menciptakan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah SWT mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)".

Setelah manusia mengalami kematian maka mulailah ruh menempuh perjalanan panjang yang tidak akan pernah berkahir. Sifat ruh sama seperti "energy", dalam ilmu fisika kita mengenal teori kekekalan energy. Teori kekalan Energy mengatakan bahwa energy bersifat kekal, tidak bisa dimusnahkan, dihancurkan ataupun dilenyapkan. Ia hanya mengalami perubahan bentuk. Ruh memiliki sifat seperti energy ini, ia tidak bisa dimusnahkan, dilenyapkan ataupun dihancurkan, ia kekal selamanya, ia hanya berubah bentuk mulai di alam ruh, alam dunya, alam barzakh dan alam akhirat kelak.

               Kita bisa merasakan ketiks selama hidup di dunya, ruh kita tidak pernah tidur atau istirahat walau sejenak. Jika kita tidur pada malam hari, yang tidur adalah jasad (jasmani) kita sedang ruh kita sendiri, pergi berjalan entah kemana. Ruh tidak bisa hancur, musnah dan lenyap namun ia bisa merasa lemah, sakit dan menderita. Ruh yang kurang mendapat perawatan akan menjadi lemah menderita dan sakit. Penyakit ruh umumnya akan merembet pada penyakit fisik atau jasmani, penyakit ruh yang umum kita kenal antara lain, gelisah, kecewa, dengki, cemas, takut, sedih, tertekan dan stress berkepanjangan.


             Ruh manusia mengalami proses pendewasaan selama hidup di dunia. Perjalanan singkat di dunia dilalui  sebagai sebuah persiapan untuk di alam selanjutnya. Semua bekal yang dibawa untuk perjalanan hidup di alam barzakh dan akhirat diperoleh dari alam dunia, namun sayang selama hidup di dunya banyak orang yang tidak mempedulikan kebutuhan ruhnya untuk menghadapi perjalanan panjang yang takkan pernah berakhir ini. Kebanyakan manusia hanya fokus pada masalah kehidupan dunia, dan tidak peduli dengan masalah kehidupan akhirat yang lebih dahsyat dibandingkan dengan kehidupan dunia. Kebanyakan manusia juga lebih mengutamakan kebutuhan jasadnya saja dari pada kebutuhan ruhnya. Coba jika ada yang terasa kurang pada jasad kita seperti ketika perut merasa lapar atau penampilan fisik yang kurang rapi maka sering kita lebih mengutamakan hal itu dibandingkan dengan keringnya hati dan ruh.

Mereka baru menyadari kekeliruan mereka tatkala ruh telah sampai di tenggorokan, hingga tatkala mereka telah pindah ke alam barzakh mereka hanya bisa mengeluh tanpa dapat berbuat banyak dan tangisan darahpun takkan mampu mengembalikan mereka ke kehidupan dunia sebagaimana disebutkan dalam surat al Mukminun ayat 99-100 :

حَتَّىٰٓ إِذَا جَآءَ أَحَدَهُمُ ٱلۡمَوۡتُ قَالَ رَبِّ ٱرۡجِعُونِ
لَعَلِّىٓ أَعۡمَلُ صَـٰلِحً۬ا فِيمَا تَرَكۡتُ‌ۚ كَلَّآ‌ۚ إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَآٮِٕلُهَا‌ۖ وَمِن وَرَآٮِٕهِم بَرۡزَخٌ إِلَىٰ يَوۡمِ يُبۡعَثُون
Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu, hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: “Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia). Agar aku berbuat amal yang shalih terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak.  Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan.

Penyesalan itu memang selalu berada di ujung, namun penyesalan yang muncul setelah datangnya kematian hanyalah sesuatu yang sia-sia. Masa lampau tidak akan pernah kembali, kita hanya terus maju menghadang masa yang akan datang, apapun keadaan kita. Orang yang bijaksana akan mengumpulkan bekal sebanyak banyaknya untuk menempuh perjalanan panjang dialam barzakh dan akhirat. Orang yang lalai hanya fokus pada kehidupan dunia, tidak pernah mempersiapkan diri untuk menempuh perjalanan panjang itu. Bahkan terkesan tidak peduli dengan kehidupan akhirat. Sebagian besar manusia di dunia termasuk kedalam golongan orang yang lalai ini, sebagaimana disebutkan dalam surat Yunus ayat 92:

 فَٱلۡيَوۡمَ نُنَجِّيكَ بِبَدَنِكَ لِتَكُونَ لِمَنۡ خَلۡفَكَ ءَايَةً۬‌ۚ وَإِنَّ كَثِيرً۬ا مِّنَ ٱلنَّاسِ عَنۡ ءَايَـٰتِنَا لَغَـٰفِلُونَ
Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami.”

Lebih tegas lagi disebutkan dalam surat al Insan ayat 27 :

إِنَّ هَـٰٓؤُلَآءِ يُحِبُّونَ ٱلۡعَاجِلَةَ وَيَذَرُونَ وَرَآءَهُمۡ يَوۡمً۬ا ثَقِيلاً۬
Sesungguhnya mereka (orang kafir) menyukai kehidupan dunia dan mereka tidak memperdulikan kesudahan mereka, pada hari yang berat (hari akhirat).

Semoga kita tidak termasuk orang yang lalai, seperti disebutkan dalam ayat Quran di atas. Mari persiapkan segala bekal kita untuk menempuh perjalanan panjang yang tidak akan pernah berakhir di dunia dan akhirat. Penyesalan di akhirat kelak tidak ada gunanya, masa lalu tidak akan pernah kembali, masa yang akan datang pasti terjadi. Bersiap-siaplah menghadapi berbagai perubahan yang akan kita alami sepanjang perjalanan hidup yang amat panjang dan melelahkan ini. Berbekallah dan sebaik baik bekal adalah Taqwa. Mari bersama mengaktualisasikan kehidupan yang lebih Islami berpegang teguh pada Quran dan Sunnah. Dan saling berlomba-lomba dalam melakukan amal ma'ruf (fastabiqul khairat). Semoga bermanfaat bagi kita semua.

Siksa Kubur





Gambar-gambar di bawah ini adalah photo seorang pemuda berusia 18 tahun yang meninggal di salah satu rumah sakit di Oman. Mayat pemuda tersebut digali kembali dari kuburnya setelah 3 jam dimakamkan yang disaksikan oleh ayahnya. Pemuda tersebut meninggal di rumah sakit dan setelah dimandikan lalu dimakamkan pada  hari itu juga. Tetapi setelah selesai proses pemakaman, ayahnya merasa ragu atas diagnosa dokter dan menginginkan jenazah anaknya untuk diidentifikasi kembali kebenaran penyebab kematiannya. Seluruh kerabat dan teman-temannya begitu terkejut saat mereka melihat kondisi mayat tersebut setelah ditinggal hanya 3 jam dari pemakaman pada hari itu juga. Mayat tersebut begitu berbeda dalam 3 jam. Dia berubah tampak keabu-abuan seperti orang yang sudah tua. 
Dengan tampak jelas bekas siksaan dan pukulan yang amat keras dan dengan tulang-tulang kaki dan tangan yang hancur begitu pula ujung -ujungnya sehingga seluruh badan dan mukanya memar. Matanya yang terbuka memperlihatkan ketakutan, kesakitan dan keputusasaan. Darah yang begitu jelas menandakan bahwa pemuda tersebut sedang mendapatkan siksaan yang amat berat. 
Sebagai penutup dari orang yang meninggal tersebut semuanya ditujukan kepada ilmu pengetahuan tentang Islam yang mana tidak dapat dipungkiri lagi keteragnannya bahwa siksa kubur itu benar adanya seperti yang diperingatkan oleh Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW.
Setiap orang mati dicoba di dalam kubur terkecuali untuk Shahids yang tewas dalam Jihad di jalan Allah. Ini adalah tes yang mengerikan yang datang sebelum Yaumul Kiamat.
Hadist Rasulullah SAW:
Setelah kematian,  arwah insan (hamba Allah) yang shalih yang meninggal akan dikembalikan ke tubuh lalu dua Malaikat akan datang, yaitu Munkar dan Nakir, dan akan bertanya: "Siapa Tuhanmu?" Ia akan menjawab: "Tuhanku Allah". Kemudian mereka akan bertanya: "Apakah agamamu?" Ia akan menjawab: "Agamaku Islam". Kemudian mereka akan bertanya lagi: "Siapakah Rasulmu?" Ia akan menjawab: "Dia adalah Nabi Allah Muhammad Rasulullah". Kemudian mereka akan bertanya kembali: "Bagaimana kau tahu?" Dia akan menjawab: "Aku membaca Kitab Allah dan mengimaninya yaitu Al Quran pedoman hidupku. 
Dan kemudian dari langit suara itu akan datang: "hambaKu telah mengatakan yang sebenarnya, berbaring ketika tidur dari surga dan membuka gerbang surga". Maka mulai dibukakan matanya dan ia mulai merasakan kenikmatan surga, dan makamnya menjadi luas.
Rasulullah SAW pula bersabda sebaliknya tentang orang-orang berdosa. Setelah kematian, arwah orang meninggal tersebut akan dikembalikan ke tubuh lalu dua Malaikat akan datang dan bertanya: "Siapa Tuhanmu?" Ia akan menjawab: "aku tidak tahu". Kemudian mereka akan bertanya: "Siapa Rasulmu?" Ia kembali akan menjawab: “aku tidak tahu” dan kemudian dari langit suara itu akan datang: "siksa dia dan tunjukkan kepadanya gerbang neraka!” Maka akan diambil sebagian kecil dari panas api neraka, dan makamnya menjadi sempit.
Dalam Hadis itu juga mengatakan, bahwa Malaikat Allah SWT akan mengadzab dan menyiksa orang-orang berdosa selama diinterogasi di alam kubur (barzakh) tersebut dan penyiksaan sungguh mengerikan. Hal ini dijelaskan pula, bahwa Rasulullah SAW berdoa kepada Allah untuk melindunginya dari siksa kubur dan meminta ummatnya muslimin wal muslimat untuk ikut melakukannya.
Kisah nyata kematian pemuda berusia 18 tahun ini adalah peringatan bagi orang beriman dan hal ini merupakan tanda-tanda kebesaran Allah SWT. Mereka memiliki mata tetapi tidak digunakan untuk melihat, dan memiliki telinga tetapi tidak mendengar? Semoga ini menjadi bahan tafakur untuk kita bersama dan juhud menjauhkan kecintaan kita pada segala hal duniawi.

Asmaul Husna

99 Nama Allah SWT Asmaul Husna - Sembilan Puluh Sembilan Sebutan Tuhan Asma'ul Husnah

 
Rabu......
       Di dalam kitab suci Al-Qur'an Allah SWT disebut juga dengan nama-nama sebutan yang berjumlah 99 nama yang masing-masing memiliki arti definisi / pengertian yang bersifat baik, agung dan bagus. Secara ringkas dan sederhana Asmaul Husna adalah sembilanpuluhsembilan nama baik Allah SWT.
           Firman Allah SWT dalam surat Al-Araf ayat 180 :
"Allah mempunyai asmaul husna, maka bermohonlah kepadaNya dengan menyebut asmaul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-namaNya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan".
           Berikut ini adalah 99 nama Allah SWT beserta artinya :
1. Ar-Rahman (Ar Rahman) Artinya Yang Maha Pemurah
2. Ar-Rahim (Ar Rahim) Artinya Yang Maha Mengasihi
3. Al-Malik (Al Malik) Artinya Yang Maha Menguasai / Maharaja Teragung
4. Al-Quddus (Al Quddus) Artinya Yang Maha Suci
5. Al-Salam (Al Salam) Artinya Yang Maha Selamat Sejahtera
6. Al-Mu'min (Al Mukmin) Artinya Yang Maha Melimpahkan Keamanan
7. Al-Muhaimin (Al Muhaimin) Artinya Yang Maha Pengawal serta Pengawas
8. Al-Aziz (Al Aziz) Artinya Yang Maha Berkuasa
9. Al-Jabbar (Al Jabbar) Artinya Yang Maha Kuat Yang Menundukkan Segalanya
10. Al-Mutakabbir (Al Mutakabbir) Artinya Yang Melengkapi Segala kebesaranNya
11. Al-Khaliq (Al Khaliq) Artinya Yang Maha Pencipta
12. Al-Bari (Al Bari) Artinya Yang Maha Menjadikan
13. Al-Musawwir (Al Musawwir) Artinya Yang Maha Pembentuk
14. Al-Ghaffar (Al Ghaffar) Artinya Yang Maha Pengampun
15. Al-Qahhar (Al Qahhar) Artinya Yang Maha Perkasa
16. Al-Wahhab (Al Wahhab) Artinya Yang Maha Penganugerah
17. Al-Razzaq (Al Razzaq) Artinya Yang Maha Pemberi Rezeki
18. Al-Fattah (Al Fattah) Artinya Yang Maha Pembuka
19. Al-'Alim (Al Alim) Artinya Yang Maha Mengetahui
20. Al-Qabidh (Al Qabidh) Artinya Yang Maha Pengekang
21. Al-Basit (Al Basit) Artinya Yang Maha Melimpah Nikmat
22. Al-Khafidh (Al Khafidh) Artinya Yang Maha Perendah / Pengurang
23. Ar-Rafi' (Ar Rafik) Artinya Yang Maha Peninggi
24. Al-Mu'izz (Al Mu'izz) Artinya Yang Maha Menghormati / Memuliakan
25. Al-Muzill (Al Muzill) Artinya Yang Maha Menghina
26. As-Sami' (As Sami) Artinya Yang Maha Mendengar
27. Al-Basir (Al Basir) Artinya Yang Maha Melihat
28. Al-Hakam (Al Hakam) Artinya Yang Maha Mengadili
29. Al-'Adl (Al Adil) Artinya Yang Maha Adil
30. Al-Latif (Al Latif) Artinya Yang Maha Lembut serta Halus
31. Al-Khabir (Al Khabir) Artinya Yang Maha Mengetahui
32. Al-Halim (Al Halim) Artinya Yang Maha Penyabar
33. Al-'Azim (Al Azim) Artinya Yang Maha Agung
34. Al-Ghafur (Al Ghafur) Artinya Yang Maha Pengampun
35. Asy-Syakur (Asy Syakur) Artinya Yang Maha Bersyukur
36. Al-'Aliy (Al Ali) Artinya Yang Maha Tinggi serta Mulia
37. Al-Kabir (Al Kabir) Artinya Yang Maha Besar
38. Al-Hafiz (Al Hafiz) Artinya Yang Maha Memelihara
39. Al-Muqit (Al Muqit) Artinya Yang Maha Menjaga
40. Al-Hasib (Al Hasib) Artinya Yang Maha Penghitung
41. Al-Jalil (Al Jalil) Artinya Yang Maha Besar serta Mulia
42. Al-Karim (Al Karim) Artinya Yang Maha Pemurah
43. Ar-Raqib (Ar Raqib) Artinya Yang Maha Waspada
44. Al-Mujib (Al Mujib) Artinya Yang Maha Pengkabul
45. Al-Wasi' (Al Wasik) Artinya Yang Maha Luas
46. Al-Hakim (Al Hakim) Artinya Yang Maha Bijaksana
47. Al-Wadud (Al Wadud) Artinya Yang Maha Penyayang
48. Al-Majid (Al Majid) Artinya Yang Maha Mulia
49. Al-Ba'ith (Al Baith) Artinya Yang Maha Membangkitkan Semula
50. Asy-Syahid (Asy Syahid) Artinya Yang Maha Menyaksikan
51. Al-Haqq (Al Haqq) Artinya Yang Maha Benar
52. Al-Wakil (Al Wakil) Artinya Yang Maha Pentadbir
53. Al-Qawiy (Al Qawiy) Artinya Yang Maha Kuat
54. Al-Matin (Al Matin) Artinya Yang Maha Teguh
55. Al-Waliy (Al Waliy) Artinya Yang Maha Melindungi
56. Al-Hamid (Al Hamid) Artinya Yang Maha Terpuji
57. Al-Muhsi (Al Muhsi) Artinya Yang Maha Penghitung
58. Al-Mubdi (Al Mubdi) Artinya Yang Maha Pencipta dari Asal
59. Al-Mu'id (Al Muid) Artinya Yang Maha Mengembali dan Memulihkan
60. Al-Muhyi (Al Muhyi) Artinya Yang Maha Menghidupkan
61. Al-Mumit (Al Mumit) Artinya Yang Mematikan
62. Al-Hayy (Al Hayy) Artinya Yang Senantiasa Hidup
63. Al-Qayyum (Al Qayyum) Artinya Yang Hidup serta Berdiri Sendiri
64. Al-Wajid (Al Wajid) Artinya Yang Maha Penemu
65. Al-Majid (Al Majid) Artinya Yang Maha Mulia
66. Al-Wahid (Al Wahid) Artinya Yang Maha Esa
67. Al-Ahad (Al Ahad) Artinya Yang Tunggal
68. As-Samad (As Samad) Artinya Yang Menjadi Tumpuan
69. Al-Qadir (Al Qadir) Artinya Yang Maha Berupaya
70. Al-Muqtadir (Al Muqtadir) Artinya Yang Maha Berkuasa
71. Al-Muqaddim (Al Muqaddim) Artinya Yang Maha Menyegera
72. Al-Mu'akhkhir (Al Muakhir) Artinya Yang Maha Penangguh
73. Al-Awwal (Al Awwal) Artinya Yang Pertama
74. Al-Akhir (Al Akhir) Artinya Yang Akhir
75. Az-Zahir (Az Zahir) Artinya Yang Zahir
76. Al-Batin (Al Batin) Artinya Yang Batin
77. Al-Wali (Al Wali) Artinya Yang Wali / Yang Memerintah
78. Al-Muta'ali (Al Muta Ali) Artinya Yang Maha Tinggi serta Mulia
79. Al-Barr (Al Barr) Artinya Yang banyak membuat kebajikan
80. At-Tawwab (At Tawwab) Artinya Yang Menerima Taubat
81. Al-Muntaqim (Al Muntaqim) Artinya Yang Menghukum Yang Bersalah
82. Al-'Afuw (Al Afuw) Artinya Yang Maha Pengampun
83. Ar-Ra'uf (Ar Rauf) Artinya Yang Maha Pengasih serta Penyayang
84. Malik-ul-Mulk (Malikul Mulk) Artinya Pemilik Kedaulatan Yang Kekal
85. Dzul-Jalal-Wal-Ikram (Dzul Jalal Wal Ikram) Artinya Yang Mempunyai Kebesaran dan Kemuliaan
86. Al-Muqsit (Al Muqsit) Artinya Yang Maha Saksama
87. Al-Jami' (Al Jami) Artinya Yang Maha Pengumpul
88. Al-Ghaniy (Al Ghaniy) Artinya Yang Maha Kaya Dan Lengkap
89. Al-Mughni (Al Mughni) Artinya Yang Maha Mengkayakan dan Memakmurkan
90. Al-Mani' (Al Mani) Artinya Yang Maha Pencegah
91. Al-Darr (Al Darr) Artinya Yang Mendatangkan Mudharat
92. Al-Nafi' (Al Nafi) Artinya Yang Memberi Manfaat
93. Al-Nur (Al Nur) Artinya Cahaya
94. Al-Hadi (Al Hadi) Artinya Yang Memimpin dan Memberi Pertunjuk
95. Al-Badi' (Al Badi) Artinya Yang Maha Pencipta Yang Tiada BandinganNya
96. Al-Baqi (Al Baqi) Artinya Yang Maha Kekal
97. Al-Warith (Al Warith) Artinya Yang Maha Mewarisi
98. Ar-Rasyid (Ar Rasyid) Artinya Yang Memimpin Kepada Kebenaran
99. As-Sabur (As Sabur) Artinya Yang Maha Penyabar / Sabar

Mulut

       Sudah kusumpal mulutnya dengan kain-kain pakaian termewahku. Rintihanmu adalah suara paling buruk yang kudengar. Aku sudahi caramu meremukan hatiku dengan mulut yang memuakan itu. Sudah selesai, nikmati mulut dengan sumpalan itu.
Menyongsong menteri. Kabut tipis masih bergelayut manja. Seolah hendak tak mau pergi. Seperti seorang anak yang merajuk tak ingin ditinggal pergi sang ibu. Bertanya tentang air susu yang belum juga bisa disapihnya. Bertanya bagaimana dengan timanganya. Bertanya bagaimana dengan belaian lembutnya. Hawa dingin merasuk tulang, membungkus darah. Merintih sudah dalam gigil dingin yang menyiksa.
 "Sakit"
"Apanya?"
"Sakit seluruh tubuhku, bodoh"
"Perlukah kata-kata itu ditambah untuk percakapan kita ini?"
"Menjelmalah kau jadi anjing"
"Keparat. Kau masih saja sesumbar"
"Sakit bodoh"
"Terserah. Sakitlah terus. Menjelmalah kau jadi mayat saja"
"Berengsek"


Kamis, 28 April 2011

Se dalam S


         Setenaga kuda menarik tubuhku. Sekuat baja menghantam tubuhku. Sepanas api membakar tubuhku. Semusim dingin menggigilkan tubuhku. Semusim panas menggerahkan tubuhku. Seluas samudera mengecilkan tubuhku. Setajam pedang menghunus tubuhku. Sesadis silet menyayat tubuhku. Sekotor bangkai mengotori tubuhku. Setinggi jurung menjatuhkan tubuhku. Sepadat benda padat menghimpit tubuhku. Sebesar batu menindih tubuhku.
        Sekosong ruangan menyendirikan tubuhku. Selorong selasar melelahkan langkahku. Semestinya aku tak berada disini. Sekian lama dalam sesal yang menghimpit. Sempit yang menghimpit. Sendiri diam berfikir. Sertakan mata melihat. Secara nyata pada.
Sekawan semut yang terus berjuang dalam kehidupan. Sepasang merpati sebagai simbol kesetian. Seganas binatang lapar yang memangsa kawanan. Sepandai lumba-lumba yang menghibur. Segesit kelelawar terbang di malam hari. 
           Semisal menunggu tanpa beban. Sejiwa dan tubuh tak remuk seperti ini. Sekonyong-konyong hanyut. Sekonyong-konyong lebur. Sekonyong-konyong sudah tak berarti. 
Sombong dan angkuh merajai. Semua pada yang mempunyai. Sekarang. Saat ini. Sudah saatnya aku menjadi debu yang tak berarti.  Sejawaban hanya tetap memilih pada : Sudahi atau tidak lagi. Sekian dan terima kasih. Salam Sejahtera Semuanya.

Jumat, 22 April 2011

Belum Usai, Masih Menunggu Waktu Selanjutnya


Belum Usai, Masih Menunggu Waktu Selanjutnya
Jika boleh berfilsafat lebih dulu tentang impian. Maka akan aku katakan bahwa impian ibarat buku petunjuk perjalanan seseorang. Sebagaimana sebuah perjalanan mencari alamat tujuan, maka tidak selamanya alamat itu bisa ditemukan. Sebagaimana pula tukang post mengajarkan, bahwa dirinya pun juga tak luput dari alamat yang gagal ditemukan.
Maka akan aku simpulkan dari semua itu. Bahwa segala yang terjadi dalam perjalanan, ibarat suatu lukisan. Dimana sebuah garis dan warna  tidak akan membentuk suatu lukisan jika garis selalu lurus, jika warna hanya putih.
Karena itulah. Kuanggap kegagalan bukanlah hal yang tabu untuk dibicarakan. Atau boleh jadi kita bilang sekarang kegagalan satu menit lagi sudah berubah menjadi keberhasilan. Tapi akan aku ceritakan, tentang sepenggal kehidupanku terkait dengan impianku. Simak baik-baik kawan
Sejak usiaku telah beranjak sekitar 16 tahun. Sudah terlintas dalam pikiranku bagaimana bisa mencari uang sendiri. Alamat tujuan adalah untuk bisa memberi kepada orang tuaku, bukan hanya bisa meminta. Jalan akhirnya terbuka dengan begitu mudahnya. Bersekolah di SMK bidang Manajeman dan Bisnis memberikan peluang untuk belajar mencari uang jajan sendiri. Berjualan, tentu saja. Terlebih jurusan bidang keahlianku adalah Penjualan. Kutulis impian itu di buku petunjuk impianku. Melangkah. Bertemu dengan jalan melalui relasi kawan. Begitulah, akhirnya bergabunglah  dengan sebuah MLM, kumulai perjalanan menemukan alamat impian itu. Ku percaya, bahwa tentu Allah akan memudahkan jalan orang punya niat mulia.
Tentu bukan hanya bergabung dengan MLM. Lewat program sekolah untuk menjualkan berbagai produk, ku dapatkan peluang itu semakin lebar. Berjualan keliling kampung menawarkan sembako, obat-obatan, produk kecantikan, makanan hingga minuman.Untung memang tidak seberapa, tapi pelajaran mental adalah untung yang luar biasa.
Alamat impianku memang belum terlihat pertanda kejelasan. Tapi dengan semangat jiwa mudaku waktu itu ku terus memasok alamat tujuan impianku. Menuliskanya dengan begitu semangat. Membacanya dengan penuh seksama.
Waktu liburku terkadang kupakai untuk pertemuan MLM, atau menjual berbagai produk dari sekolah atau MLM sendiri. Mulanya semangat membara, tapi lambat laun ku sadari semangatku mulai meredup. Pasalnya, untung yang kudapat tidak kunjung meningkat. Berbagai mata pelajaran dan tugas sering keteteran.
Intropeksi dimalam hari akhirnya memberikan keyakinan padaku, bahwa tugasku untuk belajar sebagai pelajar tidak boleh dilemahkan hanya untuk mencari uang. Terlebih keluargaku masih terbilang berkecukupan.
Perlahan, ku melangkah mundur secara teratur. Mencoba beralih kepada alamat tujuan impian lainya. Impian itu adalah menjadi siswa berprestasi setalah itu melanjutkan ke perguruan tinggi. Akhirnya terbentur dengan urusan : Boro-boro prestasi.Lulus saja sudah syukur
Impian ke perguruan tinggi terbentur kondisi keuangan. Orang tua hanya kuat membiayaiku melanjutkan ke sebuah sekolah pendidikan guru TK selama 2 tahun. Kupilih juga, alasan kuatnya karena aku merasa, menjadi guru TK adalah pekerjaan mulia. Bila beruntung kelak juga akan diangkat sebagai pegawai negeri. Begitu pikirku waktu itu.
Bekerja sambil bermain-main dengan anak-anak terbayang begitu pasti mengasyikan. Menyenangkan dan bisa membawa rizki untuk bisa awet muda. Seluruh bayangan menyenangkan semakin mengairahkan semangatku untuk mendaftar dan belajar di sekolah tersebut. Ku tulis impianku, menjadi guru TK yang bisa awet muda.
Namun akhirnya kutemukan suatu hal yang akhirnya membenturkan alamat tujuan impianku. Semua berawal dari sebuah persepsi diriku sendiri. Setelah kusadari. Setelah ku terjun ke realitas sesugguhnya. Di sebuah TK kelas menengah ke atas dengan sistem full-day aku magang di situ. Betapa terkejutnya aku, harus berurusan dengan BAK dan BAB anak (Buang Air Kecil dan Buang Air Besar). Semua harus diurusi, selayaknya baby sitter kepada anak asuhnya. Selebihnya melelahkan, menjaga anak-anak dari pagi hingga sore. Itulah sebab aku sering terkena migran dan jarang bisa masuk mengajar untuk magang.
Kegagalanku menamatkan di sekolah pendidikan guru TK tamat sudah. Tapi dikesempatan lain, aku mencoba mengajukan kepada orang tua untuk belajar di universitas saja. Tak kusangka, orang tua memberi izin. Aku berkata pada diriku sendiri, kenapa tidak dari dulu saja.
Usiaku menuju 20 tahun, ku daftarkan diri pada universtias swasta di kotaku. Mulanya ada kebingungan memilih fakultas. Antara sastra apa psikologi?. Lagi-lagi dengan pertimbangan jika sastra bisa dipelajari bersama suatu forum sastra di kotaku, maka kupilah psikologi sebgai fakultasku.
Belajar di sana, berharap kelak akan menjadi seorang psikolog yang handal. Aku menuliskan kembali alamat tujuan impianku. Dengan penuh seksama, dan  kubuat dengan tempo yang sesingkat-singkatnya. Menjadi Psikologi. Ketertarikan pada dunia tulis-menulis menambah lagi impianku : Menjadi Psikolog yang menulis buku-buku Psikologi.
Menuju akhir semester, keputusan besar akhirnya kuambil dengan penuh pertimbangan. Keputusan untuk menikah. Impianku untuk bisa mencintai dengan resmi akhirnya terwujud. Terlebih suamiku saat ini, telah siap dengan semua resiko dari kondisiku. Menikahlah aku. Mulanya belajarku di univertias itu dimudahkan, lama-lama terasa sulit untuk bisa meneruskan. Terlebih ketika proyek suamiku semakin meredup dari hari ke-hari. Sedang aku belum menemukan pekerjaan sambilan.
Dan sungguh. alamat tujuan impianku yang masih bergaris merah, yang masih tertera di urutan nomor satu, yang selalu membunyikan alarm. Masih terus menyiksaku, hingga kini. Aku masih gagal memberi sesuatu hal terbaik untuk orang tuaku, bisa memberi materi bukan hanya meminta terus hingga kini. Bisa menjadi anak yang dibanggakan dengan prestasi.
Hingga kini aku masih berdoa, semoga masih ada umur dan kesempatan untuk mewujudkan impianku. Membahagiakan orang tuaku dengan prestasi. Terlebih bisa membantu orang tuaku dalam mencukupkan materi. Tentu doa dan kasih sayang tetap tak harus dilupakan. Terima kasih kawan. Ku akhiri dengan bergumam
“Cerita ini belum usai. Masih menunggu waktu selanjutnya”


LMCR ke 6 tahun 2011 : Lomba Menulis Fiksi Paling Bergengsi

LMCR ke 6 tahun 2011 : Lomba Menulis Fiksi Paling Bergengsi

Selasa, 19 April 2011

Romantisme Kehidupan Bag I

     
      Apa yang sebenarnya membuat kita wajib  bersyukur atas kehidupan ini? banyak jawaban, banyak pula argument. Dan banyak pula yang menyangkal bahwa kehidupan tak perlu disyukuri tatkala hidup adalah penjara derita. Bila disyukuri katanya malah akan "memuja" keberadaan derita yang membelenggu. Maka derita tak akan pergi, ia terus bersemi bak kawan karib yang tak ingin saling terpisah.
Jika dengan bersyukur Alloh berjanji akan menambah nikmat. Maka janji yang mana dariNya yang Dia ingkari?
     Bila kita bersyukur dengan materi yang kita peroleh dengan sedekah. Maka menurut janji Alloh dalm QS Al baqoroh 256 akan melipatkan gandakan hingga 700 x. Sepertinya tidak masuk logika memang. Terlebih tak masuklah hitungan kalkus matematika untuk urusan seperti ini. 
Syukur memang banyak definisi untuk cara menyikapi dan melakukannya. Namun selama ini, syukur seolah hanya sebatas ucapan yang kadang teselubung dalam hati "kapan ya kira2 Alloh akan menambah nikmat lagi?". Ternoda. Tercemar. dan begitulah kira2 tabiat manusia. Maka malaikatNya sudah tak heran jika manusia banyak menjadi kufur selain memang telah Alloh sampaikan bahwa manusia memiliki tabiat kufur nikmat.
      Lantas apa yang sebenarnya yang membuat manusia bisa "sempurna" dengan rasa syukurnya? sederhana saja. Bahwa manusia itu juga mampu bersabar atas apa yang terjadi dalam hidupnya. Bersabar dan bersyukur.Melebur menjadi satu. Bergandengan. Beriringan. Bersabar atas kekurangan dan tak bangga dengan kelebihan. Jika dia gagal dalam usaha yang ia yakini karena semua sudah tertulis (makhtub) dan jika ia berhasil itu semua tentu karena campur tangan Alloh. Apa yang mesti kita pusingkan? jika sebenarnya semua sudah ada yang mengaturnya. Begitupun rasa syukur. Jika  tidak memusingkan dengan berlaku sombong, sibuk pamer sana/i atas kelebihan kita. Maka tentu ia telah percaya bahwa dirinya bukanlah apa-apa tanpa Alloh dibaliknya.
     Lantas nikmat Tuhanmu yang mana lagi yang akan bisa kau dustakan?
Begitulah jawaban sederhana ku untuk diriku sendiri...Dan kiranya begitulah sebenarnya romantisme kehidupan ini, sederhana dan tampak di depan mata. Tinggal apakah kita mau melihatnya lebih dalam lagi.
Dan mengapa kita mesti harus bersyukur pada Ilhahi? mudah saja. Karena orang disebut tahu diri jika dia tahu terima kasih pada sang pemberi. siapapun. Terlebih Allah, Tuhan yang Maha Pemurah.