Lingkaran Itu tak Bersudut

Kamis, 28 April 2011

Se dalam S


         Setenaga kuda menarik tubuhku. Sekuat baja menghantam tubuhku. Sepanas api membakar tubuhku. Semusim dingin menggigilkan tubuhku. Semusim panas menggerahkan tubuhku. Seluas samudera mengecilkan tubuhku. Setajam pedang menghunus tubuhku. Sesadis silet menyayat tubuhku. Sekotor bangkai mengotori tubuhku. Setinggi jurung menjatuhkan tubuhku. Sepadat benda padat menghimpit tubuhku. Sebesar batu menindih tubuhku.
        Sekosong ruangan menyendirikan tubuhku. Selorong selasar melelahkan langkahku. Semestinya aku tak berada disini. Sekian lama dalam sesal yang menghimpit. Sempit yang menghimpit. Sendiri diam berfikir. Sertakan mata melihat. Secara nyata pada.
Sekawan semut yang terus berjuang dalam kehidupan. Sepasang merpati sebagai simbol kesetian. Seganas binatang lapar yang memangsa kawanan. Sepandai lumba-lumba yang menghibur. Segesit kelelawar terbang di malam hari. 
           Semisal menunggu tanpa beban. Sejiwa dan tubuh tak remuk seperti ini. Sekonyong-konyong hanyut. Sekonyong-konyong lebur. Sekonyong-konyong sudah tak berarti. 
Sombong dan angkuh merajai. Semua pada yang mempunyai. Sekarang. Saat ini. Sudah saatnya aku menjadi debu yang tak berarti.  Sejawaban hanya tetap memilih pada : Sudahi atau tidak lagi. Sekian dan terima kasih. Salam Sejahtera Semuanya.

Jumat, 22 April 2011

Belum Usai, Masih Menunggu Waktu Selanjutnya


Belum Usai, Masih Menunggu Waktu Selanjutnya
Jika boleh berfilsafat lebih dulu tentang impian. Maka akan aku katakan bahwa impian ibarat buku petunjuk perjalanan seseorang. Sebagaimana sebuah perjalanan mencari alamat tujuan, maka tidak selamanya alamat itu bisa ditemukan. Sebagaimana pula tukang post mengajarkan, bahwa dirinya pun juga tak luput dari alamat yang gagal ditemukan.
Maka akan aku simpulkan dari semua itu. Bahwa segala yang terjadi dalam perjalanan, ibarat suatu lukisan. Dimana sebuah garis dan warna  tidak akan membentuk suatu lukisan jika garis selalu lurus, jika warna hanya putih.
Karena itulah. Kuanggap kegagalan bukanlah hal yang tabu untuk dibicarakan. Atau boleh jadi kita bilang sekarang kegagalan satu menit lagi sudah berubah menjadi keberhasilan. Tapi akan aku ceritakan, tentang sepenggal kehidupanku terkait dengan impianku. Simak baik-baik kawan
Sejak usiaku telah beranjak sekitar 16 tahun. Sudah terlintas dalam pikiranku bagaimana bisa mencari uang sendiri. Alamat tujuan adalah untuk bisa memberi kepada orang tuaku, bukan hanya bisa meminta. Jalan akhirnya terbuka dengan begitu mudahnya. Bersekolah di SMK bidang Manajeman dan Bisnis memberikan peluang untuk belajar mencari uang jajan sendiri. Berjualan, tentu saja. Terlebih jurusan bidang keahlianku adalah Penjualan. Kutulis impian itu di buku petunjuk impianku. Melangkah. Bertemu dengan jalan melalui relasi kawan. Begitulah, akhirnya bergabunglah  dengan sebuah MLM, kumulai perjalanan menemukan alamat impian itu. Ku percaya, bahwa tentu Allah akan memudahkan jalan orang punya niat mulia.
Tentu bukan hanya bergabung dengan MLM. Lewat program sekolah untuk menjualkan berbagai produk, ku dapatkan peluang itu semakin lebar. Berjualan keliling kampung menawarkan sembako, obat-obatan, produk kecantikan, makanan hingga minuman.Untung memang tidak seberapa, tapi pelajaran mental adalah untung yang luar biasa.
Alamat impianku memang belum terlihat pertanda kejelasan. Tapi dengan semangat jiwa mudaku waktu itu ku terus memasok alamat tujuan impianku. Menuliskanya dengan begitu semangat. Membacanya dengan penuh seksama.
Waktu liburku terkadang kupakai untuk pertemuan MLM, atau menjual berbagai produk dari sekolah atau MLM sendiri. Mulanya semangat membara, tapi lambat laun ku sadari semangatku mulai meredup. Pasalnya, untung yang kudapat tidak kunjung meningkat. Berbagai mata pelajaran dan tugas sering keteteran.
Intropeksi dimalam hari akhirnya memberikan keyakinan padaku, bahwa tugasku untuk belajar sebagai pelajar tidak boleh dilemahkan hanya untuk mencari uang. Terlebih keluargaku masih terbilang berkecukupan.
Perlahan, ku melangkah mundur secara teratur. Mencoba beralih kepada alamat tujuan impian lainya. Impian itu adalah menjadi siswa berprestasi setalah itu melanjutkan ke perguruan tinggi. Akhirnya terbentur dengan urusan : Boro-boro prestasi.Lulus saja sudah syukur
Impian ke perguruan tinggi terbentur kondisi keuangan. Orang tua hanya kuat membiayaiku melanjutkan ke sebuah sekolah pendidikan guru TK selama 2 tahun. Kupilih juga, alasan kuatnya karena aku merasa, menjadi guru TK adalah pekerjaan mulia. Bila beruntung kelak juga akan diangkat sebagai pegawai negeri. Begitu pikirku waktu itu.
Bekerja sambil bermain-main dengan anak-anak terbayang begitu pasti mengasyikan. Menyenangkan dan bisa membawa rizki untuk bisa awet muda. Seluruh bayangan menyenangkan semakin mengairahkan semangatku untuk mendaftar dan belajar di sekolah tersebut. Ku tulis impianku, menjadi guru TK yang bisa awet muda.
Namun akhirnya kutemukan suatu hal yang akhirnya membenturkan alamat tujuan impianku. Semua berawal dari sebuah persepsi diriku sendiri. Setelah kusadari. Setelah ku terjun ke realitas sesugguhnya. Di sebuah TK kelas menengah ke atas dengan sistem full-day aku magang di situ. Betapa terkejutnya aku, harus berurusan dengan BAK dan BAB anak (Buang Air Kecil dan Buang Air Besar). Semua harus diurusi, selayaknya baby sitter kepada anak asuhnya. Selebihnya melelahkan, menjaga anak-anak dari pagi hingga sore. Itulah sebab aku sering terkena migran dan jarang bisa masuk mengajar untuk magang.
Kegagalanku menamatkan di sekolah pendidikan guru TK tamat sudah. Tapi dikesempatan lain, aku mencoba mengajukan kepada orang tua untuk belajar di universitas saja. Tak kusangka, orang tua memberi izin. Aku berkata pada diriku sendiri, kenapa tidak dari dulu saja.
Usiaku menuju 20 tahun, ku daftarkan diri pada universtias swasta di kotaku. Mulanya ada kebingungan memilih fakultas. Antara sastra apa psikologi?. Lagi-lagi dengan pertimbangan jika sastra bisa dipelajari bersama suatu forum sastra di kotaku, maka kupilah psikologi sebgai fakultasku.
Belajar di sana, berharap kelak akan menjadi seorang psikolog yang handal. Aku menuliskan kembali alamat tujuan impianku. Dengan penuh seksama, dan  kubuat dengan tempo yang sesingkat-singkatnya. Menjadi Psikologi. Ketertarikan pada dunia tulis-menulis menambah lagi impianku : Menjadi Psikolog yang menulis buku-buku Psikologi.
Menuju akhir semester, keputusan besar akhirnya kuambil dengan penuh pertimbangan. Keputusan untuk menikah. Impianku untuk bisa mencintai dengan resmi akhirnya terwujud. Terlebih suamiku saat ini, telah siap dengan semua resiko dari kondisiku. Menikahlah aku. Mulanya belajarku di univertias itu dimudahkan, lama-lama terasa sulit untuk bisa meneruskan. Terlebih ketika proyek suamiku semakin meredup dari hari ke-hari. Sedang aku belum menemukan pekerjaan sambilan.
Dan sungguh. alamat tujuan impianku yang masih bergaris merah, yang masih tertera di urutan nomor satu, yang selalu membunyikan alarm. Masih terus menyiksaku, hingga kini. Aku masih gagal memberi sesuatu hal terbaik untuk orang tuaku, bisa memberi materi bukan hanya meminta terus hingga kini. Bisa menjadi anak yang dibanggakan dengan prestasi.
Hingga kini aku masih berdoa, semoga masih ada umur dan kesempatan untuk mewujudkan impianku. Membahagiakan orang tuaku dengan prestasi. Terlebih bisa membantu orang tuaku dalam mencukupkan materi. Tentu doa dan kasih sayang tetap tak harus dilupakan. Terima kasih kawan. Ku akhiri dengan bergumam
“Cerita ini belum usai. Masih menunggu waktu selanjutnya”


LMCR ke 6 tahun 2011 : Lomba Menulis Fiksi Paling Bergengsi

LMCR ke 6 tahun 2011 : Lomba Menulis Fiksi Paling Bergengsi

Selasa, 19 April 2011

Romantisme Kehidupan Bag I

     
      Apa yang sebenarnya membuat kita wajib  bersyukur atas kehidupan ini? banyak jawaban, banyak pula argument. Dan banyak pula yang menyangkal bahwa kehidupan tak perlu disyukuri tatkala hidup adalah penjara derita. Bila disyukuri katanya malah akan "memuja" keberadaan derita yang membelenggu. Maka derita tak akan pergi, ia terus bersemi bak kawan karib yang tak ingin saling terpisah.
Jika dengan bersyukur Alloh berjanji akan menambah nikmat. Maka janji yang mana dariNya yang Dia ingkari?
     Bila kita bersyukur dengan materi yang kita peroleh dengan sedekah. Maka menurut janji Alloh dalm QS Al baqoroh 256 akan melipatkan gandakan hingga 700 x. Sepertinya tidak masuk logika memang. Terlebih tak masuklah hitungan kalkus matematika untuk urusan seperti ini. 
Syukur memang banyak definisi untuk cara menyikapi dan melakukannya. Namun selama ini, syukur seolah hanya sebatas ucapan yang kadang teselubung dalam hati "kapan ya kira2 Alloh akan menambah nikmat lagi?". Ternoda. Tercemar. dan begitulah kira2 tabiat manusia. Maka malaikatNya sudah tak heran jika manusia banyak menjadi kufur selain memang telah Alloh sampaikan bahwa manusia memiliki tabiat kufur nikmat.
      Lantas apa yang sebenarnya yang membuat manusia bisa "sempurna" dengan rasa syukurnya? sederhana saja. Bahwa manusia itu juga mampu bersabar atas apa yang terjadi dalam hidupnya. Bersabar dan bersyukur.Melebur menjadi satu. Bergandengan. Beriringan. Bersabar atas kekurangan dan tak bangga dengan kelebihan. Jika dia gagal dalam usaha yang ia yakini karena semua sudah tertulis (makhtub) dan jika ia berhasil itu semua tentu karena campur tangan Alloh. Apa yang mesti kita pusingkan? jika sebenarnya semua sudah ada yang mengaturnya. Begitupun rasa syukur. Jika  tidak memusingkan dengan berlaku sombong, sibuk pamer sana/i atas kelebihan kita. Maka tentu ia telah percaya bahwa dirinya bukanlah apa-apa tanpa Alloh dibaliknya.
     Lantas nikmat Tuhanmu yang mana lagi yang akan bisa kau dustakan?
Begitulah jawaban sederhana ku untuk diriku sendiri...Dan kiranya begitulah sebenarnya romantisme kehidupan ini, sederhana dan tampak di depan mata. Tinggal apakah kita mau melihatnya lebih dalam lagi.
Dan mengapa kita mesti harus bersyukur pada Ilhahi? mudah saja. Karena orang disebut tahu diri jika dia tahu terima kasih pada sang pemberi. siapapun. Terlebih Allah, Tuhan yang Maha Pemurah.

Minggu, 17 April 2011

7 Khasiat dari Mandi...##Bangun tidur ku terus mandi!!!##


Ternyata mandi juga tidak cuma segar tapi juga berkhasiat. Baru-baru ini ada penelitian mengenai mandi bahwa selain untuk membersihkan tubuh ternyata mandi juga memiliki peranan dalm meningkatkan sistem kekebalan, mencegah penyakit kulit, bahkan untuk menyembukan masalah medis yang serius.

Beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa mandi itu berkhasiat antara lain:

1. Sebuah studi yang diterbitkan dalam New England Journal of Medicine : Untuk penderita diabetes, dengan setengah jam berendam dalam bak air hangat dapat menurunkan tingkat gula darah sekitar 13 persen.

2. Penelitian terpisah di Jepang : Dengan berendam selama 10 menit dalam air hangat dapat memperbaiki kesehatan jantung baik pria maupun wanita. Adapun manfaat mandi dan petunjuk mandi yang sehat dapat dilihat di bawah ini:

1. Mengeluarkan racun
Dengan mandi air hangat sekitar 32-35 derajat Celsius dapat membuka pori-pori yang dapat membantu mengeluarkan toksin.karena akan membantu menurunkan tingkat gula darah, menyembuhkan sakit otot dan membantu menjaga usus besar bekerja dengan baik. Waktu yang dianjurkan selama 10-20 menit.

2. Stress
Ternyata mandi air dingin dapat menghilangkan stress karena meredakan ketegangan,dan dianjurkan dengan temperatur sekitar 12-18 derajat celcius. Nah hal ini kebalikan dari air hangat karena akan mempersempit darah dan meningkatkan tingkat gula darah. Oleh sebab itu untuk penderita diabetes tidak dianjurkan untuk mandi air dingin.

3. Eksema
Untuk penderita penyakit kulit seperti eksema, ruam, gatal-gatal dapat menambahkan baking soda ke dalam bak mandi karena berdasarkan penelitian baking soda itu bertindak sebagai antiseptik. Caranya pertama-tama isi air dengan air hangat kuku, tambahkan kira-kira satu pound baking soda dan aduk sampai rata. Dianjurkan berendam selama 10-20 menit.


4. Infeksi
Untuk infeksi seperti sariawan dapat menambahkan pada air hangat yaitu tiga atau empat cuka dari sari buah apel dan berendamlah selama 15-20 menit. Ini juga baik untuk mengeluarkan racun dari dalam tubuh karena cuka dapat menyeimbangkan kembali asam.

5. Flu dan Sakit Kepala
Untuk menyembuhkan flu dan sakit kepala dapat dilakukan dengan merendam kaki dalam air hangat. Masukan air hangat secukupnya dalam bak sampai menutupi kaki dan pergelangan kaki tambahkan beberapa tetes minyak seperti lavender, peppermint atau lemon. Setelah selesai basuh dengan air dingin. Lakukan selama 10-20 menit.

6. Insomnia
Untuk penderita insomnia atau yang memiliki masalah tidur dapat merendam kaki dalam air dingin . Masukan kaki sampai kaki merasa dingin. Pengobatan ini juga berguna bagi kaki lelah, pendarahan hidung, dan sembelit.

7. Sirkulasi
Jika anda mengalami masalah sirkulasi maka cobalah dengan mulai merendam kaki selama satu atau dua menit dalam air hangat, kemudian 30 menit dalam air dingin. Cobalah lakukan selama 15 menit kemudian diselesaikan dengan air dingin.

From : Whooila!

Kapal Untuk Dia Berlayar

 
Selayaknya dirinya telah pergi dari daratan. Berlayar menunggangi kapal. Maka ia kini tengah berlayar di lautan. Mengarungi samudera untuk menuju pelabuhan. Jika harus menghadapi bajak laut, jadikan ia seperti Umar bin Khotob yang tangguh. Jika ada gelombang,kokohan layar dan badan kapal. Kupercaya, kapalnya cukup tangguh untuk sampai ke tujuan. Ku yakin bekalnya cukup untuk perjalananya. Dan sebagaimana ku imani, Allah Maha Pengasih dan Penyayang kepada hamba-hambaNya.
Sungguh ku menangis dalam kehilangan. Kulepas dia berlayar ke arah kiblat.
        Sebagaimana orang hendak pergi jauh. Lelaki itu pun begitu detail menyiapkan segala sesuatunya. Begitu sibuk tiap waktunya. Dari pagi sebelum matahari menyingsing hingga malam menjelang. Lelaki itu terus bekerja. Menyiapkan bekal yang entah mau berapa beban yang akan dibawanya. Dari mulutnya, ia terus berbicara tentang petuah nasehat kebajikan.  Menyisipkan bentuk kata amanat untuk orang-orang yang dicintainya. Selayaknya ia hendak pergi mengarungi samudera. Ia tengah menyelesaikan kapal untuk mengusung bekal perjalananya. Untuk memuat bekal yang banyak, maka lelaki itu tengah berusaha menyelesaikan kapal seperti bahtera nabi Nuh. Kayu paling kuat ia pilih untuk badan kapal, rajutan benang paling kuat dijadikanya layar terkokoh. Tenaga yang kuat untuk menautkan tali. Menguatkan pemasangan badan kapal. Lelaki itu, tengah berfikir keras untuk mengukur kapalnya. Menimang bekal yang akan dimuatnya. Menghitung-hitung bekal yang akan dibawanya. Apakah cukup.
Setiap malam terdengar tangisnya. Mengadu pada Tuhan. Dimana sebelumnya ia telah mengakui kelalainya selama itu. Kenapa saat suara telah memanggilnya untuk bersiap pergi. Lelaki itu baru sadar akan perahu dan bekal untuk berlayar ke samudera tak berair asin.
     Kesedihan lelaki itu memuncak. Ketika suara itu terus mengema. Mengingatkan terus tentang kapal yang belum juga rampung. Tentang bekal yang masih begitu sedikit. Lelaki itu mengadu pada Tuhan, meminta penangguhan. Jika pun tidak bisa ia minta diberi kelongaran untuk bisa menyelesaikan kapal dan bekal-bekalnya tepat pada waktunya.
Pagi menyingsing. Selalu terdengar suara palu bertaut dengan paku. Lelaki itu tengah berusaha sekuat tenaga mengarap kapal tepat pada waktunya. Siang yang dijanjikan oleh Tuhan untuk mencari rizky ia pergunakan dengan untuk berbagi. Berkata kata-kata bijak. Mensucikan hati. Melantunkan kebesaran Ilahi. Sungguh lelaki itu benar-benar sendiri. Orang-orang di sekitarnya hanya mampu melantunkan doa. Memohon pada Tuhan agar ia di beri kemudahan mencari bekal. Memberi kekuatan melalui tanganya untuk bisa menyelesaikan perahunya. 
     Dengan hati perih aku menatap betapa kepayahanya lelaki itu. Atas izin Allah pula, aku bisa menemaninya. Sekedar menemani. Untuk kerjanya benar-benar lelaki itu sendiri. Petuah terus mengalun dari mulutnya. Memberi nasehat. Meminta maaf atas segala kesalahan ketika ia tengah menguatkan badan kapal. Karena ia percaya. Kekuatan maaf adalah kekuatan yang menguatkan.
Malam yang menjelang. Membuatnya terus mengiba dalam sepi. Mengiba pada Ilahi. 
Tirai seolah tertutup. Mataku tak bisa sepenuhnya melihat hasil perahu dan bekalnya. Sekedar mengingat tentang beberapa bongkah bekalnya. Kapal yang pernah diuji cobakan olehnya.
Ketika malam sunyi. Tubuhnya tak mampu lagi berdiri. Ambruk. Kekuatanya tersedot secara tiba-tiba. Sakit yang tak dirasa akhirnya menyerangnya berkali lipat. Rasa sakit yang telah menaruh rasa dendam itu menumpahkan amarah sejadinya. Sungguh lelaki itu, akhirnya menangis di atas dipan. Mencoba sekuat tenaga menahan sakit yang teramat.
Perahu sebagai tempat muatan bekal tinggal menunggu keputusan Tuhan.
Ia sering bertanya padaku. Ketika ku jumpai dirinya merintih sakit di atas dipan.
        "Gimana nduk ini. Kog sakitnya begini ya?"
Kau bertanya dengan begitu polos. Terkadang ketika kau melihat aku menangis kau sekuat tenaga bicara melucu. Aku selalu terharu. Melihat leaki itu bisa tersenyum di dalam sakitnya yang teramat.
Sekiranya kesempatan. Tentu saja atas izin Allah. Energi fisik dan batinku bisa bermanfaat untuk dirinya. Mataku bisa melihat bagaimana ia berjuang untuk hidupnya. Berjuang melawan penyakitnya. Ala kadarnya, ku temani lelaki itu dalam sakit . Melantunkan doa-doa. Mengingatkan dirinya tentang Ilahi. Sungguh, memang hari-hari melelahkan. Bila dihitung dalam waktu tidaklah lama. Tapi bagiku, energi itu luar biasa.
       "Kapankah aku segera berlayar? lihatlah langit tampak cerah merekah. Ayo bawalah tubuh ringkihku ini ke perahuku"
Lelaki itu terus bertanya tentang kapan ia akan segera berlayar. Kutanya apakah kapalnya benar-benar telah rampung untuk memuat bekal-bekalnya. Dan apakah bekal-bekalnya telah cukup untuk perjalanan panjangnya.
      "Dengarlah kalian itu. Suara terompet telah memanggil jatah perahuku berlayar"
Aku menangis. Itulah pertanda. Sesuatu yang belum pernah aku dengar sebelumnya. Ku elus dadanya yang kau rintihkan sakit di dalamnya. Batuk yang membuat wajahmu pucat menahan sesak dan panas dalam dada.
      "Tunggulah keputusan Alloh" Suaraku terdengar bercampur isak.
      "Tunggu gimana? aku sudah tidak kuat" kau berkata dengan begitu ringan. Seolah bukan dirimu yang bicara. Aku mengatur nafas. Mencoba pasrah.
        Malam. Dimana kau merasa sunyi dan dekat dengan Ilahi. Kau dituntun untuk terus ingat pada Allah yang telah memberi. Cukup lama. Dan banyak orang bertanya kenapa lelaki itu bisa kuat dalam sakit yang teramat.
Ku berdoa. Ingin melihat apakah perahu dan bekalnya sudah cukup dan selesai.
Hingga hari itu, tanggal 7 April 2011. Ketika pagi hari kujumpai lelaki itu tengah menyandarkan tubuh. Wajahnya seperti hari-hari biasa. Sungguh tiada pertanda dia akan berlayar hari itu jua.
Selayaknya dirinya telah pergi dari daratan. Berlayar menunggangi kapal. Maka ia kini tengah berlayar di lautan. Mengarungi samudera untuk menuju pelabuhan. Jika harus menghadapi bajak laut, jadikan ia seperti Umar bin Khotob yang tangguh. Jika ada gelombang,kokohan layar dan badan kapal. Kupercaya, kapalnya cukup tangguh untuk sampai ke tujuan. Ku yakin bekalnya cukup untuk perjalananya. Dan sebagaimana ku imani, Allah Maha Pengasih dan Penyayang kepada hamba-hambaNya.
Sungguh ku menangis dalam kehilangan. Kulepas dia berlayar ke arah kiblat.
    
     

Hukum Kehidupan

        
Alloh telah berjanji dengan kata-kata suciNya. Bahwasanya, siapa yang rajin bersyukur pada-Nya akan ditambah nikmat dariNya. Jika kita telisik lebih dalam lagi. Kita bisa menemukan layaknya seorang manusia yang merasa senang ketika mendapatkan ucapan terima kasih atas apa yang telah ia berikan untuk orang lain.
Rasa syukur bisa digeneralisasikan sebagi gubahan kata terima kasih, matur nuwan, thank you, arigato. Dan siapa sih yang gak merasa terasa tersanjung diberi ungkapan kata tersebut???
       Sewajarnya, tentu manusia merasa tersanjung dengan ungkapan tersebut. Dan rasa tersanjung itulah yang membawanya merasa tidak menyesal dalam memberikan sesuatu kepadanya. Selanjutya, dan sewajarnya ia akan mengulangi kembali pemberian untuk orang tersebut.
      Jika kita berani berfikir secara mendalam dengan hakekat kita secara sewajarnya. Maka dapat kita temukan bahwa ungkapan rasa terima kasih-syukur membuat sang pemberi merasa dihargai atas pemberianya. Dan bagaimana jika rasa senang itu ada pada Tuhan. Dimana yang kita tahu Allohmemiliki hal yang melebihi manusia. Biarpun Tuhan, Dia juga berhak untuk bisa merasakan rasa dihargai oleh hamba-hambaNya. Meski hal itu tentu tidak mengubah kekonsistenan Alloh sebagai Tuhan yang agung. Dengan tidak atau menghargai Alloh oleh kita, tentu saja tidak membawa pengaruh apapun untuk Alloh.
       Segala hal yang kita lakukan, hakekatnya adalah untuk kita sendiri. Kita bersyukur, hakekatnya untuk keberuntungan kita sendiri, kita bersabar hakekatnya untuk kebaikan kita sendiri. Karena sebenarnya Alloh telah menentukan kodrat kehidupan ini melalui janji-janji suciNya. Barang siapa bersyukur padaNya maka akan ditambahlah nikmat untukNya, barang siapa bersabar ia akan memetik hasil yang lebih baik dari perkiraanya. Nah begitulah Alloh memberikan kita pelajaran. Kita tidak bisa serta merta mendapatkan nikmat2 Alloh secara tambah terus menerus tanpa kita iringi dengan rasa Syukur,. Bgitupun kita tidak akan mendapatkan hasil yang baik jika kita tidak bisa bersabar. Sederhana saja, kita tentu akan males kasih sesuatu lagi ke orang yang tidak bisa menghargai pemberian kita. Benarkan?. Nah begitu pun Alloh yang tentu telah menetapkan hukum kehidupan ini sesuai dengan iramaNya. Segala sesuatu telah Alloh tentukan. Tinggal kita minta petunjuk untuk rute2 jalan hidup kita.
       Jika kita telah berani mengatakan sebenarnya kesulitan hidup ini mudah, maka beruntunglah orang2 yang seperti itu. Karena baginya, ia percaya dengan adanya Alloh semua akan baik2 saja. :))

Kejahatan Terselubung dari lagu anak2

Kejahatan ini tidak terlalu tampak memang. Butuh analisis mendalam untuk bisa menguaknya. Kejahatan dalam lagu anak2 yang membuat kita jadi memasang persepsi dari kecil hingga dewasa. simak aja..tapi analisis ini hanya untuk having fun aja, gak ada bentuk pengajuan hukum atas kejahatan yang terselubung tersebut....


1. Lagu "Balonku".

"Balonku ada 5...
rupa-rupa warnanya...
merah, kuning, kelabu..
merah muda dan biru...
meletus balon hijau, dorrrr !!!"

Perhatikan warna-warna kelima balon tsb...
Kenapa tiba2 muncul warna hijau ? Jadi jumlah balon sebenarnya ada 6, bukan 5 !
ini salah satu korban dari lagu tersebut :
Lagu balonku dari sebuah blog
Dan sekedar info bahwa lagu persis seperti diatas juga dinyanyikan oleh TOMPI...
Walah-walah.. Pembodohan massal... Secara Tompi seorang artis geto looh...


2. Lagu " Aku seorang kapiten".

"Aku seorang kapiten...
mempunyai pedang panjang...
kalo berjalan prok..prok..prok...
aku seorang kapiten!"

Perhatikan di bait pertama dia cerita tentang pedangnya, tapi di bait kedua dia cerita tentang
sepatunya (inkonsistensi)...
Harusnya dia tetap konsisten, misal jika ingin cerita tentang sepatunya....
Seharusnya dia bernyanyi :
"mempunyai sepatu baja (bukan pedang panjang)...
kalo berjalan prok..prok..prok.."

nah, itu baru klop!
jika ingin cerita tentang pedangnya....
Harusnya dia bernyanyi :
"mempunyai pedang panjang...
kalo berjalan ndul..gondal..gandul.. atau srek.. srek.. srek.."
itu baru sesuai dg kondisi pedang panjangnya! hahahaaha....
*ngeres mode-on*


3. Lagu "Bangun tidur".

"Bangun tidur ku terus mandi..
tidak lupa menggosok gigi..
habis mandi ku tolong ibu..
membersihkan tempat tidurku..".

Perhatikan setelah habis mandi langsung membersihkan tempat tidur ??
Lagu ini membuat anak-anak tidak bisa terprogram secara baik dalam menyelesaikan tugasnya
dan selalu terburu-buru...
Sehabis mandi seharusnya si anak pakai baju dulu dan tidak langsung membersihkan tempat tidur dalam kondisi basah dan telanjang !!


4. Lagu " Naik ke puncak gunung ".

"Naik-naik ke puncak gunung..
tinggi.. tinggi sekali..
kiri kanan kulihat saja..
banyak pohon cemara.. 2X" .

Lagu ini dapat membuat anak kecil kehilangan konsentrasi, semangat dan motivasi !!
Pada awal lagu terkesan semangat akan mendaki gunung yang tinggi tetapi kemudian
ternyata setelah melihat jalanan yg terjal mendaki lalu jadi bingung dan
gak tau mau ngapain, bisanya cuma noleh ke kiri ke kanan aja, cuma ngeliatin pohon cemara..
Dan gak maju2 !!


5. Lagu "Naik kereta api"...

"Naik kereta api tut..tut..tut..
siapa hendak turut...
ke Bandung.. Surabaya..
bolehlah naik dengan naik percuma..
ayo kawanku lekas naik..
keretaku tak berhenti lama".

Nah, yg begini ini yg parah !!
Mengajarkan anak- anak kalo sudah dewasa maunya gratis melulu...
Pantesan PJKA rugi terus !!
terutama jalur Jakarta-Bandung dan Jakarta-Surabaya !!


6. Lagu "Burung Kutilang".

"Di pucuk pohon cempaka..
burung kutilang berbunyi..
bersiul2 sepanjang hari..
Dengan tak jemu2..
Mengangguk2 sambil bernyanyi..
tri li li..li..li..li..li.."

Ini juga menyesatkan dan tidak mengajarkan kepada anak2 akan realita yg sebenarnya.
Burung kutilang itu kalo nyanyi bunyinya cuit..cuit..cuit.. !
kalo tri li li li li itu bunyi kalo yang nyanyi orang, bukan burung ! hmm...


7. Lagu "Pok ame..ame".

"Pok ame ame.. belalang kupu2..
siang makan nasi, kalo malam minum susu.."

Ini jelas lagu dewasa dan untuk konsumsi anak-anak !
Karena yg disebutkan di atas itu adalah kegiatan orang dewasa, bukan anak kecil..
Sepertinya lagu ini di khususkan buat laki-laki yang sudah memiliki istri.. heheheh
Kalo anak kecil, karena belom boleh maem nasi, jadi gak pagi gak malem ya minum susu !
Ponakan gue soalnya begitu... Gak pagi gak siang gak malem yah mimi cucu'..


8. Lagu "Nina Bobo".

" Nina bobo oh nina bobo...
Kalau tidak bobo digigit nyamuk..".

Ada tendensi negatif berupa ancaman dilagu ini..
Jadi sekian tahun gue dan anak-anak indonesia lainnya diajak tidur dgn lagu yg "mengancam"..
Malah dibeberapa kasus.. Nyamuk diganti dengan "kebo"... Bah !!!



9. Lagu "Bintang Kecil".

" Bintang kecil dilangit yg biru...
Amat banyak menghias angkasa...
Daku ingin terbang dan menari...
Jauh tinggi ditempat kau berada...".

Bintang yang disini maksudnya bintang yg kelap-kelip di langit kalo lg malem kan ??
Bukan Matahari kan ?? Coz guru gw ngajarin kalo Matahari adalah sebuah bintang..
Kalo emang bintang yg dilangit malam hari itu.. Seharusnya langit berwarna hitam..
Masa iya warna langit dimalam hari Biru ?? Nah loh.. aneh !!


10. Lagu " Layang-layang ".

"Kuambil buluh sebatang...
Kupotong sama panjang...
Kuraut dan kutimbang dengan benang...
Kujadikan layang-layang...

Bermain berlari...
Bermain layang-layang...
Berlari kubawa ke tanah lapang...
Hatiku riang dan senang.. ".

Sejak kapan menimbang menggunakan benang ?? Karena setau gue yah orang menimbang menggunakan timbangan... Bukan benang...


11. Lagu "Mobilku".

" Dodoli dodoli pret..
suara mobilku..
Rodanya dari karet..
Warnanya biru "..

Satu lagi lagu anak-anak yang ngawur...
Itu suara mobil dodoli dodoli pret mobilnya pake mesin apaan yah ?? hmm...
Rodanya dari karet yah emang lazimnya mobil menggunakan ban dari karet... Tetapi kenapa warna ban mobil biru ?? bukannya seharusnya berwarna hitam ?? Lagu "bintang kecil" langit hitam dibilang biru dilagu mobilku ban mobil hitam dibilang biru ?? aneh...


12. Lagu " Naik Delman ".

" Pada Hari Minggu ku turut ayah ke kota...
naik delman istimewa ku duduk di muka...
Ku duduk samping pak kusir yang sedang bekerja...
mengendarai kuda supaya baik jalannya.."

Lagu anak-anak yang satu ini mengajarkan ke tidak sopanan dan lancang.. hahahaha


13. Lagu "Si Kancil".

" Si Kancil anak nakal...
Suka mencuri timun...
Ayo lekas ditangkap...
Jangan diberi ampun.. ".

Sejak kapan kancil jadi manusia..seharusnya hewa nakal no..huf :))

Senin, 11 April 2011

Sebongkah kenangan raut wajah kakek tercinta on Twitpic

Sebongkah kenangan raut wajah kakek tercinta on Twitpic

Lelaki itu. Lelaki bernama Saimin

           Setiap kali ku membayangkan. Waktu mundur sesuai dengan yang kuinginkan. Sekitar 79 tahun yang lalu. Tahun 1932 yang lalu. Sejarah telah mencatat tahun itu bangsa ini belum merdeka. Berarti 13 tahun lagi dari tahun yang kubayangkan. Dan aku membayangkan lebih dalam lagi. Seorang manusia yang bernama Saimin yang terlahir sekitar tahun yang kubayangkan. Lelaki tiga bersaudara yang akhirnya terpisah dari orang tua. Merantau pergi ikut orang yang mau menghidupi. Hingga lelaki itu tiba di sebuah dusun bernama Kadisobo. Orang tuanya sendiri tak tahu dimana rimbanya. Aku menduga. Kemiskinan adalah alasan klasik kenapa lelaki itu harus terpisah dari orang yang telah melahirkanya, dari orang yang menurunkan darah daging untuknya.
           Lelaki itu, lelaki yang bernama Saimin. Berpostur pendek, berkulit hitam. Wajahnya terlihat sekali keturunan orang jawa. Terlebih perilaku dan cara bicaranya. Di dusun Kadisobo itulah. Ia menemukan belahan jiwa, sigaraning nyowo (garwo). Perempuan bernama Sumijah menjadi jodoh hidupnya, mejadi ibu untuk tujuh orang anaknya.
Lelaki itu, lelaki bernama Saimin. Mengolah rasa seni dalam jiwanya dengan bermain ketoprak, wayang wong. Peran yang berganti dari buto terong, patih, raja menjadi bagian hobi di masa mudanya hingga sudah punya tiga,empat anak. 
Aku membayangkan lebih dalam lagi. Tentang masa lalu. Masa yang belum ku lahir ke bumi ini. Tapi aku terlalu berani. Membayangkan bisa melihat sosok lelaki bernama Saimin tumbuh kembang hingga masa menjadi seorang kakek. Memperhatikan segala gerak-geriknya. kelucuanya yang selalu terdengar dari caranya berbicara. Kepolosan hatinya dari cara memaknai hidup.
       Lelaki itu, lelaki bernama Saimin. Sosok bapak, suami, kakek yang dari cerita tidak pernah meluapkan amarah secara arogan. Sikap lembutnya membuat simpati orang-orang di sekitarnya.
Lebih ku bayangkan jauh, kedalam. Tentang masa lalu. Tentang masa ketika lelaki bernama Saimin masih hidup di bumi ini. Bagaimanapun, hingga saat ini, kehilangan sosoknya menjadi kenangan yang indah. Kenangan yang masih sulit untuk dihilangkan.
Rutintas lelaki bernama Saimin adalah dimulai dari sholat subuh, dan tanpa menunggu matahari bersinar ia telah berendam di sungai. Membersihkan tubuhnya, merasakan kesegaran untuk menyambut pagi dan harinya.    Lelaki itu menolak ketika dilarang untuk mandi, meski dirumah sudah tersedia kamar mandi. Lelaki bernama Saimin itu mengatakan kebebasan ketika ia mandi di sungai. Bebas, lepas. Langsung menceburkan tubuhnya, berendam. Lelaki tua itu tak tergerus zaman modern. Dari kebiasaan hingga cara berfikirnya.
Hingga vonis penyakit paru-paru, jantung dan disusul dengan liver,ginjal,tbc,asam urat menjadi deraan yang menyakitkan di akhir usiamu. kau meradang, merintih menahan sakit. Kau bertanya pada siapa saja tentang apa yang terjadi dengan tubuhnya, tentang penyakit yang "menghina" tubuh tuanya. Tentang mengapa ia akhirnya terkapar tak berdaya di atas tempat tidur selama dua bulan lamanya.
          Lelaki itu, lelaki bernama Saimin. Dengan nama tua bernama Pawiro Sukarto. Lelaki itu mulai akrab dengan panggilan mbak pawiro. Merasa gusar. Gelisah. Ketika penyakitnya tak kunjung juga sembuh. Segala pengobatan telah diupayakan. Anak cucunya banyak sedikit meluangkan waktu untuk menjengkuknya. Itu artinya banyak waktu terbuang untuk bisa mencari kebutuhan hidup. Lelaki itu. lelaki bernama tua Pawiro Sukarto merasa bersalah dengan ketidakberdayaanya. Merasa kasihan dengan anak cucunya. Rintihan sakitnya ia tahan sebisanya. Namun akhirnya semakin tak berdaya, tidak bisa berbuat apa-apa meski untuk sekedar bangun sendiri dari tidurnya. Sungguh saat sepeti itu, ia masih saja memikirkan keadaan orang lain. Itulah tabiat dari watak, yang telah tertanam sepanjang hidupnya. Tanpa perlu dibuat-buat untuk menunjukan kebaikan hatinya.
          Maka lelaki itu, lelaki bernama Saimin. menghembuskan nafas terakhir pada 7 April 2011 sekitar pukul 14.30 di rumah sakit umum daerah Sleman di Murangan. 
Pada mulanya ia telah meminta untuk pulang ke rumah. Sepertinya ia telah tahu bahwa maut sebentar lagi akan menjemputnya. Lelaki itu ingin berbaring di atas dipanya, di dalam rumah yang telah ia tempati puluhan tahun. Tapi sungguh keinginan itu tak bisa terkabul, bukan karena keenganan keluarga  untuk merawat di rumah. Sungguh karena keluarga sendiri tidak tega membiarkan ia merintih sakit tanpa dokter dan obat.
Pada kepergian lelaki itu untuk selamanya, akhirnya menguak jati dirinya, menguak tentang betapa ia sosok yang sebenarnya menyenangkan. Mengembirakan orang-orang disekelilingya, dan sosok yang memang telah belajar bersyukur menerima keadaan. Bersabar tentang kekurangan orang lain.
Segalanya hal tentang dirnya, memberikan arti tentang kesederhanaan. 
          Pada akhir hayatnya. Segala macam keinginan soal lidah dan perut telah terpenuhi, oleh anak-cucunya. Semua menawari hal-hal yang bisa membuat lelaki itu kenyang dan segera sembuh. Namun Lelaki itu, lelaki tua bernama Pawiro Sukarto tidak bisa menikmati kebersamaan keluarga dalam kerukunan. Dan aku tahu, lelaki itu masih memendam keinginan yang belum terkabulkan. yaitu melihat anak cucunya berada dalam tali kerukunan.
Sungguh, aku membayangkan lebih,lebih jauh lagi kedalam. Tentang kenangan yang mampu kuingat ketika bersamanya. Saat masa ketika ku diberi kesempatan Alloh menjaga, merawat tubuh tua tak berdayanya. Dan tentu saat aku berada di masa kecil dulu.
Lelaki itu, lelaki bernama Saimin telah menjadi bagian cerita hidup yang kuharap tak lekang oleh waktu.
Semoga, doa anak cucunya bisa menjadi bagian amal jariyah untuk jalan terangnya menuju kepada Allah SWT. Amin



Kenangan 07-april 2011........mbah kung

Kenangan itu memberikan arti tentang kehadiranmu
Saat ini, saat tubuhmu telah berbaring dalam tidur panjang
Seperti yang telah kau tanyakan kapan kau bisa tidur tenang
Tanpa berisik suara, bahkan suara orang-orang yang terus menanyai sakitmu
Sakit yang telah kau tahan hingga berbulan-bulan
Hingga keputusanNya menjatuhkan tubuh rentamu
Dalam kesakitan yang mendalam
Teramat
            Dan sepertinya aku bisa merasakan betapa semua itu bukan kebohongan
            Rintihanmu, pertanyaanmu tentang sakit apa gerangan
            Hingga membuat tubuhmu tak mampu lagi tegak berdiri
            Daging yang terus tergerus tinggal tulang dan kulit
           Tak bisa kuberikan jawaban
            Selain sabar dan berharap bisa terganti dengan pahala
                       Seharusnya banyak hal yang bisa ku temui tentang hidupmu
                        Kebaikan,keluguan,kekonyolan hingga kelucuan yang bisa menghidupkan hidup
                        Keegosian diri membuat lupa akan masihnya dirimu hadir sebagai kakek
                        Tersadarku, saat baru kulihat dirimu lemah tak berdaya
                        Tergolek di atas dipan dengan rintihan sakit
                        Kau menangis ketika ku datang menemui
                         Entah apa yang kau rasakan
Ketakutan akan akan akhir dari rasa sakit
Keharuan aku mau datang menjenguk
Aku tak sempat menanyakan
Semua telah ikut terkubur bersama jasadmu
                       Banyak kisah dengan mu meski itu hanya beberapa minggu
                       Itulah yang membuatku masih merasa terharu
                       Tentang hidupmu
                        Tentang segala hal yang membuatku lucu
Sungguh patutku bersyukur
Akan kesempatan bisa menemani saat kau merintih sakit
Alloh telah mempercayakan kepadaku pelajaran semua ini
Bagiku saat ini mengenangmu adalah nyanyian merdu
Belum juga habis, masih terasa nyaring
                       Kepergianmu memberi arti tentang arti hadirmu
                       Itulah yang membuat batin ini menyesal
                       Mengapa dulu mudah sekali aku abaikan
                       Masa tuanya, masa dirinya sebagai seorang kakek
                       Masa dimana dirinya mampu tegak berjalan
Merinduku pada masa lalu
Masa kecil bersamanya dulu
Kebaikan yang terus ku dengar dari mulut-mulut
Tercengangku
Terpana aku
Dan patutku sesali
Mengapa dulu mudah sekali mengabaikan kehadiranya

                Semoga Alloh memberikan jalan terang
                Jalan yang berkali-kali kau katakan telah terlihat
    Kenangan denganmu diakhir masa hidupmu
    Cukup memberikan arti
    Bahwa mati adalah pasti
Mengeluh adalah menguras energi
Bahwa hidup adalah mencari bekal untuk mati
                 Mbah.....Terima kasih atas pelajaran yang telah kau berikan
                 Dan pujian yang membuatku merasa malu
                 Tentang diriku sebagai cucumu yang paling pintar

Maafakan aku belum bisa sempurna
Membantumu mempersiapkan diri
Menghadap Allah yang Maha Suci
 Semoga nikmat kubur tengah kau nikmati
Sebagai karunia Alloh
Alloh yang kau katakan sebagai Tuhan yang kau sembah untuk jiwa dan ragamu...



Kosong


Kosong itu tak berisi. Tentu saja. Karena kosong menunjukan arti hampa. Sepi. Tidak ada sesuatu yang mengisi. Terkadang kosong pun menjadi alasan orang untuk mengisi. Menghiasi. Bahkan lebih dari itu adalah untuk menemani kehampaan, kesendiran yang kadang mampu membunuh lebih sadis daripada sayatan pisau.
Dengan kosong pula, tong akan berbunyi nyaring ketika digelindingkan. Berisik. Seperti ayam yang hanya bekokok tapi tidak bertelur. Maka bisa diartikan itu adalah orang yang hanya bisa bicara nyaring tapi tidak diikuti kerja nyata. Kosong yang hampanya pada ruang jiwa. Sesuatu yang memang tidak bisa terlihat oleh kasat mata. Maka sama-sama jiwa acuanya untuk saling berbicara.
Seiring dengan jiwa, maka kosong pun tidak selamanya terkatakan tidak berisi. Sedang isi pun tidak serta merta bisa terbebas dari makna kosong. Segala sesuatu yang menyangkut jiwa, maka pendalaman makna adalah kebijaksanaan yang perlu di asah dengan kebatinan.
 Bagaimanapun kosong bukanlah tujuan dari kehidupan. Alam hasil ciptaan-Nya mengajari manusia tentang arti penting mengisi, menghiasi hingga memperbarui.
Semua sudah cukup jelas kita tahu. Bahwa arti kosong tak lain adalah penyebab musibah manusia itu sendiri. Bepergian dengan dompet kosong bisa menyebabkan musibah kekhawatiran yang terus mendera. Mengikuti ujian,lomba,tes dengan jiwa kosong akan menyebabkan musibah takut akan kegagalan.
kekosongan setidaknya memberikan kita pelajaran, bahwa kita mesti segera mengisinya. Jangan sampai menganggu kenyamana orang lain, selayaknya tong kosong yang mengelinding di jalanan saat tengah hari. Atau bahkan memberi harapan palsu selayaknya ayam berkokok tanpa bertelur. Kosong hasil yang akhirnya membuat kecewa.
Hutan tanpa pohon tak bisa dikatakan hutan, sungai tanpa air tak bisa dikatakan sebagai sungai. Maka kosong tanpa sepi dan hampa tak bisa dikatakan kosong.