Lingkaran Itu tak Bersudut

Minggu, 24 Juni 2012

Tahta Alam

Tempias hujan membasahi semayam tahta yang selalu bercerita tentang kering kerontang. Api tak membara jika sang bahan bakarnya hanya ranting basah. Cerita itu telah disampaikan alam melalui waktu yang tertinggal ke belakang.Berbagai pertanyaan mereka lemparkan pada tahta alam. Hingga mengalirlah berbagai jawaban itu.
Jawaban angin berhembus n, jawaban tanaman di padang rumput

Senin, 18 Juni 2012

Ketetapan

Tatkala aku bermain dengan malam, siang memanggil panasnya matahari. Seruas jalan yang membentangkan ke alpaan dimensi terkuak dalam tajamnya kerikil yang tertanam. Selayang pandang yang lepas karena terurainya benang emas menjadikan mata silau karena cahaya yang tanpa tersaring selaput. Hancurnya tidak berkeping lagi. Bagian yang terkeping telah luluh lantak tidak berwujud lagi. Sisa akhir  hanya debu yang menggigit pori-pori, merasuk dalam jaringan kulit dan hal itu yang membuat banyak manusia mengeluhkan akibat dari padanya.
Malam tak akan pernah berhasil memanggil matahari, meski menyerangnya dengan rayuan mati, pisau belati untuk membuktikan bunuh diri. Malam sungguh tak akan pernah bisa mengusir gelap, meski malam meminta dengan sangat, meski malam terus menangis tersiksa dalam gelap. Malam tak akan pernah bisa membawa terang, meski bulan purnama di sajikan hingga tujuh titik bagian bumi.
Siang, aku bermain dengan terik matahari, dengan deru yang bercampur debu, dengan keringat yang bercampur letih yang teramat. Tapak kaki di atas pasir, seperti menyisakan arang yang terbakar api. Siang terlalu kasar untuk bisa bersaing dengan sore. dan siang tak akan pernah bisa berlaku lemah lembut. Maka pada senjalah aku selalu melabuhkan letihnya diri, menyemamkan sebongkah hati yang kerja hingga titik mati.
Seperti udara, ia tidak memihak pada siapapun. Malam tetaplah ia gelap, meski bulan ikut menjaga. Begitupun siang, ia tetaplah terik, meski matahari terlelap oleh awan mendung.

Ketetapan telah menjelaskan, bahwa siang dan malam adalah cerita pergantian.Bukan semata maksud gelap dan terang, tapi jauh lebih dari itu. Ketetapan ini telah mengajarkan bahwa hidup adalah cerita yang terus di selingi dengan pergantian.

Senin, 04 Juni 2012

Basa-basi

Dalam etika berbicara, kita tidak diajarkan secara formalitas tentang gaya berbasa-basi. Namun secara formalitas pula, manusia menggunakanya dengan berbagai cara dan gaya. Berbasa-basi memang bukanlah kesalahan yang melanggar etika berbicara. Hanya kadang kala berbasa-basi membutuhkan tuntutan untuk berbijaksana dalam penggunaanya. Tidak ada larangan secara hukum untuk berbicara dengan berbasa-basi, namun ada pelanggaran secara moral untuk basa-basi tanpa ada kebijaksanaan si penggunanya. Jadi bagi para pencinta berbicara dengan basa-basi, silakan mengingat apakah sudah mengunakan kebijaksaan dalam permusyawaratan perwakilan dalam berbicara antar sesama.Sekiranya, kita memaknai basa-basi dengan suatu maksud yang bertele-tele misalnya, atau barangkali, kita memaknai basa-basi dengan suatu maksud berbicara tanpa memiliki makna yang mendelam.
Jangan sampai, basa-basi kita sekedar busa yang sekedar menyemarakan keadaan tanpa memiliki arti untuk pembicaraan yang telah memakan banyak waktu. Sedang kita tahu,ada banyak kepentingan setiap manusia. Jadi jangan sampai kita "memaksa" secara halus mereka mau mendengerkan basa-basi kita, dan menyebabkan mereka kehilangan waktu yang mereka anggap begitu berharga. Jadi, mengertilah.
Apa yang sebenarnya yang membuat kita tampak bodoh di hadapan orang lain?. jawabanya tak lain karena kita ragu :-). Percaya atau tidak itu urusan anda

isme yang tak karuan

kata puitis mu seperti sambel petis.
Tiada terduga sedikitpun rasa manis yang tersemubunyi di balik bumbu tumis.
Setiap kau katakan kalimat manis, secuil lengkung terlihat di sekitar mulut berkumis.
Dan aku selalu menunggu mu setiap hari senin atau kamis.
Datanglah dengan mobilmu yang bermerk Toyota Yaris
Ikuti jalan bertanda garis.
Jika lewat jalan tol kau tak bisa gratis.
Membayar sejumput uang yang kau simpan di dompet bergambar keris
Jauh berbeda dengan dompet kesayanganmu yang kau beli di Paris
Datanglah dengan menguatkan betis
Berjalanlah dengan optimis
Jangan takut dengan gerimis
Jika sudah kau temui aku di bawah  teritis
Kita berbincang secara romantis
Sambil makan sambel petis
Aku menyukai itu karena akan melihatmu kepedasan hingga menangis
Suka, sangat suka dengan gayamu yang sok borjuis
 

bernama

    Padang yang dahulunya berumput kini tinggal lahan yang kalang kabut. Tak ada rumput bahkan rumput sejumput pun ikut terenggut. Rumput tinggal serabut akar yang tak lebih dari sebiji atom. Cerita itu tinggal lampau yang menjadi cerita bahwa tempat itu adalah tempat berlabuh perut lapar para domba, mengisikan kantong-kantong ususnya dengan rumput yang langsung di santapnya dari tanah. Domba tak pernah mengaum, meski perutnya terlilit lapar. Selamanya domba tak pernah berkicau, meski pun burung di bumi ini telah mati semua. Domba tak akan berubah menjadi singa atau pun burung meski domba tak lagi bernama. Yang bernama menjadi kan namanya tak lekang oleh waktu. Domba tetaplah domba, meski umat manusia setuju mengantinya dengan nama serigala. Begitulah nama menjadi bagian dari hidup untuk sebuah pemahaman.