Lingkaran Itu tak Bersudut

Selasa, 28 Mei 2013

Tamu Penjuru Mata Angin



Dari segenap arah penjuru mata angin.
Mereka datang menemuiku.
Apa gerangan yang membawa mereka hingga kemari.
"Bertemu kawan dan mengabarkan tentang kejayaan masing-masing negeri penjuru mata angin"
Jika begitu, bukti kejayan itu pasti mereka bawa
Namun mereka tak membawa apapun.
Memperhatiikan tangan kosong mereka.
Kubernaikan bertanya meski ada malu rasanya
Aku tanyakan dari penjuru mata angin  Belgia
Ia tak membawa sekotak cokelat sekalipun.
Wajahku merengut.
Beralih dari penjuru mata angin Jepang
Ohhh Tuhan, ia tak membawa onderdil mobil asli sekalipun.
Bergeming kesal aku jadinya.
Penjuru China?
Kosong, bahkan harapan sekedar membawa baterai handphone kandas juga
Penjuru Thailand, Vietnam?
Sebutir beras pun tak mereka bawa. Keterlaluan
Meradang.
Malaikat memberi kabar.
Jika ada satu yang terlewat datang.
Terlambat.
Ohhh penjuru mata angin dari mana?
Apa gerangan yang meraka mau dengan menemuiku bertangan kosong begitu
Sekedar pamer?
Kiranya begitu.
Sebentar lagi tamu terlambat itu akan datang
Sehempasan angin, dia sudah datang di depan mataku.
Canggih.
Menyesak dalam dada
Ohh Tuhan,
Tuhanku yang Maha Esa.
Tuhanku yang Maha Pengampun.
Tuhanku yang Maha Merajai.
bisa ku tebak ia datang dari arah penjuru mata angin bagian mana.
Tersenyum ramah.
Berdirinya tegak jumawa
Pakaianya bertuliskan penegakan HAM.
Kepalanya dipenuhi pucuk senjata yang siap meletuskan amunisi kapan saja.
Tak perlu ku katakan dia datang dari arah penjuru mana....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar