Lingkaran Itu tak Bersudut

Sabtu, 27 Desember 2014

Meminang rindu


Saya pernah mengenal cinta,bahkan jauh sebelum saya bisa menuliskan definisinya.Jika seorang diantara kita harus menulis kisah hidupnya,mungkin sering mencantumkan kata itu. Saya mengalami mencintai,begitupun anda.Kita punya riwayat sejarah tentang perasaan cinta yang serta merta gejolaknya luar biasa.Ada yg menuliskanya untuk mengenang,pun ada yg terpaksa melarutkan dalam wadah penggodokan kehidupan.Cinta itu memang memberi sejuta keindahan.
Namun saya teringat dengan berbagai istilah mengelitik tentang cinta.Istilah cinta terlarang,cinta segitiga,cinta tak terbalas,cinta beracun.Cinta seolah didefinisikan sebagai jelmaan yang memiliki banyak muka dan rasa.Ia bisa menjelma menjadi malaikat yang memikat rasa nikmat namun ia bisa menjelma iblis yang membawa petaka merana.Maka tak ubahnya cinta seperti sifat munafik,ia tidak memiliki standar kokoh. Ia seolah berubah2 seenak perutnya.
Maka sangatlah mudah kita mengatasnamakan cinta,seolah ingin membenarkan tindakan kesalahan yg pada dasarnya hanya nafsu belaka.
Sungguh cinta adalah suci.Suci yg bermakna berjalan sesui fitroh manusia.Suci yg mengarahkan manusia pada kebenaran.Suci yg menjadikan ia tidak menjebak orang yg ia cintai dng dosa.
Maka sungguh tak ada istilah cinta terlarang.Lantaran ia merasa mencintai seseorang yg telah beristri/bersuami atau sesama jenis.Maka perlu dipertanyakan anggapan ia mencintai jika pada akhirnya ia mengoda untuk bisa memiliki jiwa dan raganya.Maka sungguh itu bukan cinta tapi nafsu.Jika benar mencinta maka setulusnya ia hanya sebatas doa,menolongnya dengan tidak memberi godaan yg bisa menjerumuskan dlam dosa.Begitupun cinta segitiga, ia sama sekali hanya istilah yg dipinjam iblis dengan mengemas nafsu menjadi istilah cinta yg anugerahnya datang langsung dr Tuhan.
Maka meranalah mereka lantaran dosa bukan cinta.
Cinta adalah anugerah Tuhan.Memang benar.Dan karena kesalahpahaman penafsiran antara cinta dan nafsu mereka semakin sempurna dlm menderita.Serta merta mereka menyalahkan cinta.Serta merta mereka menaggap anugerah Tuhan salah adanya.Sedikitpun mereka tak memahami bahwa nafsu keji adalah rasa yg selama itu mereka jalani.
Boleh dikatakan,cinta itu ibarat air.Tentu saja.Air mengalir dari hulu ke hilir.Dari tempat yg tinggi menuju tempat yg rendah.Dan bisa dikatakan cinta itu dari Tuhan yg Maha Tinggi mengalir ke manusia yg bertempat rendah.
Sebagaimana air ia bermanfaat sesuai kadarnya.Jika ia menggenang diam sungguh ia akan membusuk dan jika ia terbendung melebihi wadahnya ia akan meluap,membanjiri sekitar.
Maka basuhlah debu yg mengotori raga kita dengan air.Hilangkan dahaga kita dengan air.
Maka biarkan cinta pada porsinya.Biarkan ia berjalan sesuai fitrah kita.
Kita tahtakan cinta sebagai rajanya.Biarkan nafsu sebagi dayang pelayan yg tak ounua wewenang menentukan.Dan jangan biarkan rindu yg kita pinang telah bersekongkol dengan nafsu.Pinanglah rindu sebagaimana mestinya.Sebagaimana air yg sesuai wadah yg tersedia mencukupi.Tidak kekeringan pun membuat kebanjiran.
Pinanglah rindu dengan sebaik2nya,sebab ia ratu untuk menguatkan istana jiwa.
Yah,aku sangat mengenal rindu.Ia sangat rapuh namun ia sangat mampu menguatkan cinta pun nafsu.Berhati2lah dengan rindu,sebab ia penentu mana yg lebih kuat dalam istana jiwamu.

#meminang rindu untuk cinta dlm jiwa ku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar