Lingkaran Itu tak Bersudut

Rabu, 20 April 2016

Tentang Rinduku semalam

Aku pernah merindu pada tingkat kritis,jauh dari aspek teoritis.Nafas tersengal.Sesak.Jauh dalam dada tersimpan riuh gemuruh.Keheningan menjadi hymne yg menderukan rasa melankolis.Menangis.Kesepian seperti alkohol yg bertemu dng bara api.Membakar.
Aku menyaksikan sendiri,rindu itu melampaui batas logika.Seperti yg kalian tahu logika itu seperti waktu yg tak mengenal lampau untuk putar balik.Logika hanya mengenal lampau sebagai kata sebut,ia tak lg dipakai untuk mengatur masa depan,pun masa kini ia hanya sebutan yg malah sering tidak dihiraukan.Rindu tentang masa lalu...Masa yg seharusnya sekedar cerita,disana aku merindu uk bisa lg bercerita.Tuhan saat itu hanya mengizinkan rinduku tawar lewat mimpi.
Namun justru ketika terjaga,aku dapati rinduku bersikap licik.Ia tak cuma jauh dari teoritis dan realitis.Sebelum bermimpi ia hanya sebesar biji sawi,secepat waktu ia telah tumbuh dahan.Hingga hendak memunculkan ranting diujungnya.Dan kudapati aku telah berada diujung ranting itu.....aku merindu dalam rindu diujung ranting.Seperti menunggu waktu sesaat saja uk jatuh.Dan aku tak berharap jatuh.Makhkuk mana yg ingin jatuh.Tak ada tentunya..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar