Aku pernah merindu pada tingkat kritis,jauh dari aspek teoritis.Nafas
tersengal.Sesak.Jauh dalam dada tersimpan riuh gemuruh.Keheningan
menjadi hymne yg menderukan rasa melankolis.Menangis.Kesepian seperti
alkohol yg bertemu dng bara api.Membakar.
Aku menyaksikan sendiri,rindu
itu melampaui batas logika.Seperti yg kalian tahu logika itu seperti
waktu yg tak mengenal lampau untuk putar balik.Logika hanya mengenal
lampau sebagai kata sebut,ia tak lg dipakai untuk mengatur masa depan,pun
masa kini ia hanya sebutan yg malah sering tidak dihiraukan.Rindu
tentang masa lalu...Masa yg seharusnya sekedar cerita,disana aku merindu
uk bisa lg bercerita.Tuhan saat itu hanya mengizinkan rinduku tawar
lewat mimpi.
Namun justru ketika terjaga,aku dapati rinduku bersikap
licik.Ia tak cuma jauh dari teoritis dan realitis.Sebelum bermimpi ia
hanya sebesar biji sawi,secepat waktu ia telah tumbuh dahan.Hingga
hendak memunculkan ranting diujungnya.Dan kudapati aku telah berada
diujung ranting itu.....aku merindu dalam rindu diujung ranting.Seperti
menunggu waktu sesaat saja uk jatuh.Dan aku tak berharap jatuh.Makhkuk
mana yg ingin jatuh.Tak ada tentunya..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar