Lingkaran Itu tak Bersudut

Sabtu, 17 Maret 2012

Pendekar perang

                 Katakanlah dia seorang pahlawan dengan predikat seorang pendekar. Membawa senjata ampuh bermata tajam hingga senjata rahasia yang mematikan. Pekerjaanya adalah perkelahian yang bertujuan untuk menumpas kejahatan. Gelar tertingginya adalah seorang panglima jendral perang. Kekuatan utamanya terletak pada mengasah kekuatan latihan gerak perkelahian. Jika di China itu dikatakan kungfu, di Indonesia ada nama pencak silat. Sebenarnya sama saja, latihan fisik untuk suatu bentuk perlawanan fisik. Perkelahian. Jika di zaman sekarang orang-orang modern belajar bela diri, mereka beralasan untuk menjaga diri akan kejahatan yang marak terjadi. Sebagaimana seorang wanita dengan profesi guru, profesi sekertaris, profesi SPG, hingga profesi ibu rumah tangga banyak yang berbondong-bondong mendatangi tempat pelatihan kungfu, pencak silat, wushu dllnya, mereka beralasan dengan kuat untuk benteng perlawanan atau ajang untuk olahraga menjaga kebugaran dan bentuk tubuh mereka.
Alasan itu banyak yang membenarkan, terlebih pada point yang terakhir.

                Manusia cinta kedamaian, tapi banyak yang bilang mengapa menciptakan senjata perang. Begitu pula dengan sejarah lahirnya pencak silat, kungfu dan semacamnya. Jika manusia cinta ketentraman, maka mengapa menciptakan latihan "perang". Benarkah semua itu diciptakan tatkala manusia lebih dulu mengenal kejahatan?. Atau mungkin, karena manusia terlalu waspada untuk menjaga diri guna mempertahankan kehidupanya dari kejatahan orang lain?. Sejarah lahirnya pencak silat hingga kungfu sebenarnya berawal dari keterpaksaan. 
Semua bisa disimpulan begitu. Bagiamana tidak, jika kita belajar dari sejarah. Maka yang terlintas pertama kali ketika mengingat sejarah masa lalu kehidupan manusia adalah peperangan, perebutan kekuasaan, penyebaran pemahaman hingga perebutan kekayaan. Peperangan menghancurkan segalanya, menindas mansuia yang merasa dirinya berhak atas apa yang dirampas oleh manusia lainya. Hingga akhirnya mereka terpaksa melawan sesamanya. Mereka membuat pengembangan macam-macam senjata karena terpaksa, mengembangkan latihan perang (kungfu, pencak silat dll) juga karena terpaksa.
Bagiamanapun, manusia tidak ingin hidup dalam penindasan, penjajahan. Mereka membentuk pencak silat hingga kungfu semata-mata karena terpaksa. Sesungguhnya perang dan kejahatan lah yang mengajari mereka. Jadi kejahatan sesungguhnya lebih mereka kenal lebih akrab ketimbang kebaikan. Sebab dari itulah pencak silat hingga kungfu lahir dengan gerak yang semakin berkembang berbagai gerak dan kelincahanya. Begitupun senjata perang yang semakin dikembangkan kecangihanya. Manusia belajar bahwa kejahatan hanya bisa dilawan dengan perang.
Maka banyak yang mengatakan, bahwa gelar kegagahan tertinggi manusia adalah panglima perang. Sesungguhnya semua itu tergantung dari setiap pandangan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar