Oh, betapa dunia
ini memerlukan senyuman seorang beriman.
Warna pelangi di
masa mendung badai
Sentuhan
kepolosan di bidang yang kasar
Tindakan yang
bijak saat kita terhimpat beban
Pertolongan
sendu ketika hati kita berat
Cahaya harapan
untuk meniup habis awan hitam
Antusiasme dan
energy untuk memulai lagi
Kreativitas dan
pesona untuk mewarnai hari yang kelabu
Senyuman
seorang beriman berayun-ayun pada sebuah bintang, membawa pulang sinar bulan di
dalam guci. Senyuman seorang beriman yang khas emosional dan demonstrative,
mereka membuat pekerjaan jadi menyenangkan dan mereka senang bersama orang
lain. Senyum seorang beriman melihat kesenangan dalam setiap lapangan
pengalaman dan mengulangi rasa setiap kesempatan dalam pengulangan yang lebih
berwarna-warnai. Senyum seroang beriman begitu optimis melangkah.
Senyum
seorang beriman begitu menghargai keindahan. Ia akan melihat kejadian apapun
dalam bentuk pengharapan yang terbaik. Senyum seorang beriman akan memaknai
senyumnya sebagai wujud syukur untuk bisa menghargai anugerah kehidupan,
baginya syukur adalah mampu memahami, dan melepaskan beban tuntutan egoisme dirinya. Oohhh, betapa kita
memerlukan senyum seorang beriman agar kita tidak terlalu berat membawa beban
kehidupan.
Senyum
seorang beriman adalalah kharisma alami yang mampu menarik orang pada mereka.
Pancaranya sealami sinar matahari untuk menerangi siang. Harumnya sealami bunga
yang tengah mekar. Ia adalah pancaran sinar dan semerbak keharuman, darinya
kita akan bersenang-senang menyelamai kepribadian jiwanya, mengetahui upaya
pembersihan jiwanya dalam setiap waktu. Dan merasakan kedamaian dan bersih
jiwanya sebagai seorang hamba…ahhhh, senyum seorang beriman…..
Mari kita nikmati ini dengan damai orang
beriman.
Oh,
betapa kita memerlukan damai orang beriman
Kestabilan
tetap berada di atas jalur
Kesabaran
untuk menghadapi provokator
Kemampuan
untuk mendengarkan, sementara orang lain berbicara
Kemampuan
focus beribadah, menyirami jiwanya
dengan kedamaian dari Sang Pencipta
Tujuan
damai adalah harga tertinggi yang tak bisa terbeli dengan apapun
Tekad kuat tetap tenang, meski
lingkungan sekitar mengodanya dengan kebingungan-
kebingungan hidup.
Kecerdasaan
dengan menggunakan suatu cara yang mana musuh pun tidak bisa menemukan hal yang buruk untuk
dikatakan.
Kedamaian
sepenting sinar matahari untuk kehidupan, seperti air untuk sebuah kedehagaan.
Awan putih berarak yang dipayungi langit biru yang cerah, singgah di pohon
rindang, kipas dari angin sepoi. Kenikmataan itu ada pada damai orang beriman,
tergambar di sana, menceritakan bagaimana menghadapi siang terik dengan
berteduh di bawah pohon rindang, dengan iringan angin yang berhembus perlahan.
Damai
orang beriman seperti bantalan untuk emosi-emosi yang bergemuruh, badai yang
menerjang, ombak yang menghantam karang. Meredakan rencana-rencana gila
orang-orang lalai dan tak tahu diri. Memayungi, menyejukan, menengahi bagi
keadaan yang tidak memilki tujuan kedamaian. Kenikmataan dengan damai orang
beriman, bisa kita perumpamakan ketika kita mendapatkan tempat untuk berteduh
dari panas dan hujan.
Damai
orang beriman tidak mudah mencari penghargaan, namun ia akan diam-diam
mempersiapkan diri untuk bertindak lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar