Lingkaran Itu tak Bersudut

Minggu, 23 Agustus 2015

Dalam kenangan

Bersama harapan dan doa yang telah dipanjatkan,tak sedikit yang membubuhkan air mata tanda kesedihan. Jawaban "lain" yang telah diberikan seiring dengan daun bertuliskan nama yang akhirnya terjatuh menjelang tujuh hari kepulanganya. (25 Juli 2015).Maka tidaklah doa-doa yang terus dipanjatkan itu sia-sia disisNya, tidaklah doa itu menjadi tidak bermakna meski jawabaNya berbeda.Maka rasa kehilangan itu hendak memberi penjelasan pada kita, bahwa semua rasa dan nyata akan kembali pada muaraNya, bahwasanya doa,harapan dan kesedihan dalam diri kita akan kembali padaNya.Dan tidaklah ada yangs sia-sia, sebab dia Maha Mengganti dan Maha Mengembalikan yang sempurna.Kita tunggu waktu itu.....

Kenangan telah banyak berbicara sampai waktu ini, tiga puluh hari setelah kepergianya.Rasa sakit yang tak terbayang perihnya sering mencabik ingatan ini, bagaimana dia merasakan dan bertahan dalam kondisi sakit yang demikian.Rintihan untuk memutahkan sedikit genangan rasa tertahan sakitnya,ia bungkamkan rapat-rapat.Sedikitpun ia tidak berniat untuk membaginya, ia hendak memberi tahu lewat diamnya bahwasanya ia baik-baik saja.Setiap perawat memberikan motivasi semangat untuk sembuh,ia tidak banyak ekspresi sebab sakit ditenggoraknya tak memungkinkan ia banyak bicara.Ekspresi sambutan semangat ia tuangkan lewat acungan jempol dan otot pipi yang ia tarik keatas,dan itu yang sering membuat hatiku berdesir, membuatku harus susah payah untuuk menahan air mata.Dia cukup hebat, hebat dalam menahan rasa sakit, hebat tanpa banyak rintihan untuk ukuran sakit yang begitu berat. Maka setidaknya aku harus belajar dalam hal ini.
Memang,semua telah berlalu.Rasa sedih yang hadir sesungguhnya karena memanggil ingatan itu kembali.Namun untuk mengenang dia yang telah pergi, maka aku menuliskan hal ini.Mengumpulkan kembali ingatan yang perlahan terkikis dan terpecah,

Mulanya ia merasakan sakit sesak yang begitu hebat,beberapa kali masuk rumah sakit dengan kondisi yang susah bernafas, berat,dan pernah sekarat.Banyak cerita yang beredar, namun bagiku fokus pada kesembuhan dan pemulihanya adalah hal yang utama daripada mengubris berita yang belum tentu benar adanya.Setiap pagi berjemur di bawah sinar matahari, aku belum sempat menanyakan alasannya.Tapi tentu alasanya agar ia bisa segera sembuh.
Tak banyak kisah bersamanya dalam masa sehatnya, masa dewasanya.Hanya serangkaian kecil dalam masa kecil bersama. Hingga puncak dimana  masa dalam menghantar kepulanganya,maka inilah yang lebih menyesakan bagiku, terasa setelah kepulanganya.

Saat perawatan pertama di rumah sakit besar, aku pernah memintanya untuk mengamini doa yang aku lantunkan, bersama tante kami bertiga dalam ruangan intensive care unit waktu itu.Yaa Alloh, masih terniang jelas, bagaimana semangatnya untuk ingin lekas sembuh, semangatnya dalam mengangkat tangan untuk mengamini doa yang dipanjatkan, hingga air mata yang menetes dari mata tangguhnya dia sebagai seorang lelaki "jalanan",dan sungguh itu yang hingga kini terniang jelas dan membuat hati ini berdesir jika mengingat tentang dia.
Hingga saat perawatan kedua di rumah sakit besar waktu itu, dan dengan penyakit yang berganti, setelah sesak hebatnya menghilang berganti dengan kulit yang hitam kegosongan,mengelupas tipis hingga luka berdarah pada sebagian leher,punggung dan sekitar pantatnya.Inilah yang semakin memberikan siksaan tersendiri ketika melihatnya.Sesak hebat yang pernah ia alami seolah pergi tanpa permisi namun meninggalkan sakit lain yang tak kalah menyiksanya.Lebih getir lagi ketika ia pada akhirnya tidak bisa memasukan makanan ke dalam perutnya,entah penyakit apa yang menggoroti sekitar keronggokanganya hingga minum pun ia hanya bisa mengunakan tetesan air dalam wadah dot bayi.Maka inilah yang terjadi hari demi hari, tubuhnya yang semula sedikit berisi, berangusur susut perlahan tapi pasti, perubahan semakin mencolok dari raut wajah dan tubuhnya yang pada akhirnya hanya tulang tanpa terbungkus daging.
Yaa Alloh, setiap Engkau memberikan kesempatan untuk menjenguknya, hamba membulatkan harapan ketika keluar dari rumah.Namun harapan itu menindih hati hingga terasa sakit,namun harapan itu menjadi senjata yang malah mengiris hati ini.Tidak ada tanda-tanda bahwasanya ia akan segera membaik, ia akan segera sembuh seperti keinginannya dan harapan banyak orang di sekitarnya.Penyakitnya semakin ganas menyerang, sedang kondisinya semakin lemah tak berdaya.
Harapan akhirnya aku tinggalkan, dan justru doa yang semakin ku bulutkan.Sebab dengan doa itulah yang menguatkan segalanya.Mulanya aku bertekad berdoa memohon begitu keukeh untuk ampunan dan kesembuhanya, hingga menjelang satu hari keperginya aku tersadar.Aku harus berdoa bukan untuk kesembuhanya semata, fokus berdoa memohon untuk jalan terbaik untuknya.Meski terbaik itu berlainan dengan doa dan harapan yang terus dipanjatkan.

Jumat sore, tepatnya sore terakhir dirinya berada di dunia.Ketika para tim medis rumah sakit besar mengangkat tangan tanda menyerah.Penyakit semakin ganas menyerang,dengan kondisi pasien yang semakin lemah diperparah dengan belum bisanya ia menelan makanan, ia merasakan lapar yang teramat.Hal itu pernah ia utarakan beberapa hari menjelang kepulanganya.Selanjutnya ia tak banyak mengeluh, sangat jarang merintih kesakitan, dia lebih banyak diam dan banyak mengamini doa setiap pengunjung yang membesuk.

Tertanggal 25 Juli 2015 pukul 08.30 wib, perjuanganya melawan penyakit berakhir pada hembusan nafas terakhir di dunia ini.Sekitar satu jam sebelum  ia lewati, ia sempat mengikrarkan taubat pada Alloh Yang Maha Pengampun, ia banyak-banyak berikrar sebagai seorang muslim dengan bersyahadat.Sungguh inilah, yang membuatku berfikir, apakah diri ini kelak diberi kesempatan seperti itu.Ohh Yaa Alloh, terima kasih Engkau memberi kesempatan dan kekuatan untuk bisa mengiringi kepergianya dengan mengingatkan banyak-banyak melafazkan asmaMu..
Ohhh kenangan itu mengingatkanku pula tertanggal 7 April 2011 sekitar pukul 14.30, sebagaimana aku harus melepaskan simbah kakung menuju dekapanNya.

Dalam kenangan, karena memang tidak selamanya waktu bertahan.
Jiwa yang lama akan segera pergi, maka bersiaplah wahai para pengganti.
Karena memang tiada yang abadi.
Diri ini pun cepat atau lambat pasti juga akan mati

Maka untuk ku yang masih diberi anugerah hidup, berdoa adalah hal harta yang tidak dimiliki mereka yang telah mati.

Yaa Alloh yang membukakan pintu ampunan..
Yang melapangkan setiap urusan.
Wahai Tuhanku Yang memiliki Keagungan kasih dan sayang
Ampuni kami baik yang masih hidup atau telah Engkau matikan
Mudahkan setiap urusan kami.
lapangkan apa yang menjadi kesempitan kami.
Dan sesungguhnya Engkaulah yang Maha Mengetahui Keadaan kami sesungguhnya
Engkaulah yang dapat menolong keadaan kami.
Maka kami berserah diri atas apa yang menjadi ketetapanMu.