Lingkaran Itu tak Bersudut

Senin, 23 Maret 2015

(Tidak) tanyakan pada rumput yang bergoyang

     Angin berhembus.Baru saja.Ia bertiup sepoi-sepoi.Meliuk hingga merajuk manja dengan mengedipkan mata anginnya.Membantu merontokan benang sari untuk mengawini putik.Mencentil genit rumput yang akhirnya bergoyang.Meski tanpa ada irama lagu aku mengartikan bahwa hal itu tak lain adalah seni tersendiri dari alam, ataukah tak lain adalah pemaksaan untuk menaati hukum alam?. Rumput harus bergoyong jika tersentuh angin yang lewat entah sepoi-sepoi atau badai.Hukum alam telah ditetapkan.
Jawaban pastinya tentu tidak perlu dipertanyakan pada rumput yang bergoyong.Apa yang membuat dia bergoyong meski tidak ada irama lagu, kenapa ia harus bergoyong jika angin berhembus.
    Sebagaimana senja sendu yang tak tergoda untuk turut bergoyang.Sinar lembayungnya senantiasa membasuh alam yang seharian beradu dengan deru dan debu bumi.Harmoninya hendak mengatakan bahwa tali kekang hukum kehidupan lebih kuat ketimbang angin bertiup hingga badai sekalipun.Angin hanya satu dari sekian himpunan ayat lain tentang hukum alam. Maka apa perlu kita hanya bertanya pada rumput yang tengah bergoyang,jika kita tersihir dengan syair yang mengatakan tentang hal itu.
     Coba tanyakan pada biji yang hendak tumbuh menjadi tunas, bisa juga tanyakan pada pohon jati yang tengah merangas ketika di musim kemarau.Jika perlu tanyakan pada semut yang tengah berbaris rapi, jika berani tanyakan pada lebah yang tengah bertugas sesuai perintah ratu lebah.Maka pertanyaan selanjutnya,apa yang hendak kita pertanyakan?.
Bilamana kita ingin tahu mengapa kemarau panjang tak kunjung dihapus hujan sehari?.Maka perlukah kita hanya mencoba bertanya pada rumput yang tengah bergoyong? bila sedikit cerdik kita bertanya pada awan yang memayungi langit? kita bertanya tapi jawaban tak selalu seperti yang kita harapankan, atau jawaban jelas sesuai harapan kita.Kita sering kecewa.
     Maka terlalu sadis bila kita mudah kecewa karena sebuah pertanyaan yang tersusupi harapan tidak terwujud sesuai keinginan.
Jika kita bertanya pada ayat yang hanya bertindak sebagai penanda hukum,penanda kehidupan,penanda kekuasaan, maka bodoh diri kita jika bertanya pada rumput yang tengah bergoyang, sebab rumput tengah menjawab tentang kelemahanya pada angin yang berhembus.Salah kita yang bertanya pada angin,sebab angin menjawab tentang kelemahanya pada tekanan perbedaan panas dan dingin. Kita menyaksikan kelemahan mereka,tapi kita terlalu sering berlari pada mereka saat kita lemah,payah dan susah.Dan pada akhirnya kita sering semakin lemah,payah dan susah karena beban kecewa akan pertanyaan dan harapan tidak kita temukan jawaban dan jauh dari kenyataan. :-)




Jumat, 20 Maret 2015

Beradunya rindu (Dari hujan hingga malam)

Gelora rinduku pernah beradu.Dari hujan hingga pada malam.
Ketika hujan.
Justru hujan ini yg akan menghangatkanku pada rindu ini.
Maka tak kuperlukan payung,jas hujan atau semacamnya.
Lihatlah akan kubalas godaan rindu dng berjalan dibawah guyuranya.
Keringat dan air mataku akan luluh bersama air hujan yang mengguyur bumi.
Beranjak waktu.Bertemu kembali dng malam.haahh.Bagiku sama seperti air yg akhirnya bermuara.
Jika beruntung aku mendapti kerang yg mengeluarkan mutiara.
Namun.
Sebelum terpilih sebagai air panas uk menyeduh kopi.
Aku bermain sebentar dng ikan yg berenang dalam muara air.
Menuju lelap tidur, di atas keranjang berukir besi yang berpilin.
Bahwasanya ak menemukan rindu bukan semata saat berjauhan.
Maafkan aku.
Aku selalu menemukan rindu kita terdapat di sudut gelap malam hari.
Aku berdoa maka rindu itu semakin menggoda.

Jumat, 06 Maret 2015

Ada sejarah ( karena tak ingin lupa atau pun dilupakan)


Manusia tidak ingin lupa.Bahkan ingin dilupakan.Maka sejarah ditulis.Prasasti batu menjadi saksi bagaimana manusia pada masa dulu berusaha menuliskanya.Memahat batu menjadikanya arca dan relief,menuliskan cerita untuk dikenang dimasa mendatang.Menyampaikan kisah yang tak ingin dilupakan,kenangan yang disuguhkan sebagai estafet cerita yang hendak dirangkai layaknya benang menjadi baju.
Namun sejauh mana kenangan yang berumur ratusan tahun mampu dipertahankan dan menjadi bagian rangkaian ikatan hingga saat ini?.
Kiranya kenangan yang akan begitu penting yang mampu bertahan, sepenting kepentingan manusia pada masa sekarang.Manusia adalah manusia yang khusus.Kehidupanya lebih banyak mengingat-ingat.Masa sekarang komputer menjadi sahabat terbaik untuk menitipkan ingatan.Bukan lagi prasasti batu berupa arca atau relief untuk surat di masa mendatang.Bagian terkecil urusan tentang batu masih menjadi bagian  kenangan yang dibangun dan ditulis.Akan kita saksikan hingga kini pada makam bangunan batu yang dibangun bermegah-megahan.Tujuannya tak lain karena mereka tidak mau lupa atau pun dilupakan.
Alangkah suram hidup manusia,jika ia kehilangan ingatan.Maka dipastikan manusia hidup dalam dunia nyata yang penuh imajinasi,dimana manusia tak bisa menyebutkan nama benda disekitranya,manusia tak bisa menyebutkan peran orang-orang disekitarnya.Akan kita saksikan manusia akan samar-samar mengingat nama benda yang akan dijual atau beli, seorang suami yang ia ingat adalah yang pulang pada sore hari dengan wajah lelah dan bau apek di sekujur tubuhnya.Hingga seorang anak yang diingat adalah tangisan merengek-merajuk meminta sesuatu.
Betapa menyedihkan,tatkala manusia tidak punya ingatan.Sejarah ditulis adalah upaya untuk melawan lupa.Namun ia tidak seperti peranya yang kuat untuk menjadi petunjuk arah, ia lemah dalam sisi proses yang terbatas dan tak tidak lengkap,terlebih persoalan sisi buruk manusia yang hendak menyelewengkan sejarah mengarah ke fitnah.Inilah persoalanya,para penulis sejarah yang cenderung mempermainkan sejarah,maka dialah pengkhianat sejarah.
Apa yang akan kita kaji dari monumen makam yang dibangun dan ditulis di tanah makam para leluhur.Maka kita akan belajar tentang kematian.Dan sebuah kematian menjadi ironi,dimana dia adalah jalan menuju keabadian namun disisi lain ia menjadi pertanda amburknya kenangan.
Sejarah adalah ingatan-kenangan masa lalu yang hendak disampaikan, meski tidak lepas dari muatan kebanggaan dan keangkuhan manusia yang ingin diakui,namun kita akanbelajar dari sejarah.Setidaknya kesalahan masa lalu tidak terulang lagi.Itulah sebaik-baik inti pelajaran sejarah.
Tapi bagaimana kita membedakan mana sejarah yang sesuguhnya tanpa ada unsur pengkhianat,jika kita tahu ada tangan manusia kotor yang hendak mengotori sejarah.Akan kita temukan jawabanya dengan belajar berfikir dan mengingat :-)